BAGI sebagian umat manusia, juga termasuk bagi umat Filipi, hidup tampaknya sungguh mengkhawatirkan. Secara umum kita begitu lemah terhadap segala kemungkinan bahkan terhadap segala perubahan hidup. Ada banyak orang yang kuatir tentang hari esok. Apakah yang akan dimakannya, apakah yang akan diminumnya, dsb. Padahal, firman Tuhan jelas mengingatkan: “janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kekusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari”. Yang penting, pikirkanlah hari ini, hari dimana kita sedang bernafas, hari dimana kita bergerak dan bekerja, hari dimana kita mampu bersyukur. Karena, Tuhan Allah menginginkan kita untuk melihat hari yang memiliki “kesusahannya” sendiri, memiliki “berkatnya” sendiri dan memilki “rahmatnya” sendiri.
Paulus mau menunjukan bahwa Allah-lah yang memberi kita hidup. Jadi, jika Allah yang memberikan hidup, maka Ia akan memberikan kita makanan untuk mempertahankan hidup kita. Kalau Allah memberikan tubuh kepada kita, maka kita dapat percaya bahwa iapun dapat memberikan kita pakaian untuk menutup tubuh kita. Jadi kalau Allah memberi kita hidup, maka Iapun tidak akan melupakan hal-hal lain yang diperlukan untuk menunjang hidup kita. Karena itu Paulus mengingatkan bahwa kita dapat berdoa memohon pemeliharaan Allah. Kita harus merasa bahwa seluruh hidup kita dipelihara didalam berkat-berkat Allah.
Sobat obor, firman Tuhan berkata: “jika engkau berjalan menurut firmanKu dan tidak menyimpang ke kanan atau ke kiri, maka Aku akan memberkati makan dan minummu”. Dia menjaga kesehatan kita. Dia memberkati kita dalam segala keperluan. Dia berkata dalam Yesaya 5:12 siapakah engkau maka engkau takut terhadap manusia yang memang akan mati? Terhadapa anak manusia yang akan dibuang seperti rumput? Memang yang menghantui hidup kita adalah ketakutan dan rasa kuatir yang berlebihan. Allah bertanya: “Siapakah engkau?” Kita sepatunya berkata: “Saya anak Raja”. Kalau begitu, mengapa anak Raja harus takut? “Siapa engkau?”. “Aku milik-Mu Tuhan, tebusan-Mu, domba yang kau gembalakan”. “Kalau engkau adalah miliku mengapa harus takut?”. Takutlah kepada Tuhan saja! Amin (MT)