SOBAT obor, ada kata-kata yang sering terucap jika seorang pria merayu seorang wanita : “beb’ aku tidak dapat hidup tanpamu, kaulah nafasku… mati rasanya diri ini, jika kau tak di sisiku”. Adakah hal ini terjadi dalam hidup saudara? Berusaha meyakinkan bahwa tanpa dia (seseorang yang kita cintai) kita tidak dapat hidup atau mati. Benarkah demikian? Kebenaran ini masih diragukan, karena banyak kali kita jumpai kata-kata yang sama terucap dari seorang pria kepada beberapa wanita hampir dalam waktu yang bersamaan. Kata-kata manis, pemikat yang seringkali mengecewakan. Hal ini bukan tanpa dasar, karena manusia seringkali cepat berjanji tapi dengan mudah mengingkari. Artinya,kebenaran dari setiap janji berupa jaminan dari manusia masih perlu pembuktian.
Sobat obor, bacaan saat ini mengajarkan kita tentang bagaimana Tuhan yang adalah pokok anggur dan kita yang adalah ranting-rantingnya tidak boleh terlepas daripadanya. Sebab ranting tidak akan berarti apa-apa tanpa pokok anggur itu. Tuhan berkenan atas kehidupan kita yang selalu dipersatukan dengannya. Ranting yang melekat pada pokok anggur, selalu akan menerima kebaikan dari batang pohon itu. Firman hari ini menjadi penegasan bahwa pokok anggur adalah tempat dimana kehidupan dialirkan kesemua anggota tubuh pohon itu. Bersatu, tidak terlepas atau terpisahkan maka ranting itu akan tetap menghasilkan buah.
Sobat obor, kita pun harus jujur mengatakan. Kalau hidup ini tanpa Tuhan, seperti ranting yang tidak melekat pada pokok anggur. Pada akhirnya ranting akan menjadi kering dan mati sebab tidak ada lagi asupan makanan yang diterima. Kita pasti berharap untuk terus melekat pada Tuhan. Hidup dalam kehendaknya, peka dengan ketetapan yang diterima dari padaNya. Dengan demikian apa yang menjadi keinginan, kehendaknya itulah yang menjadi buah dalam hidup ini. Setiap orang yang hidupnya melekat kepada Tuhan akan tergambar kehidupan yang taat dan setia. Dengan demikian kepadanya ada tanggungjawab dalam kehidupan ini. Jika kita hidup terus melekat kepada Tuhan, tidak akan ada keraguan melainkan kepastian dalam hidup. “Tinggallah dalam Aku dan Aku di dalam kamu”. Amin. (ARMI)