“ MAKA Ester menyuruh menyampaikan jawab ini kepada Mordekhai: “Pergilah, kumpulkanlah semua orang Yahudi yang terdapat di Susan dan berpuasalah untuk aku; janganlah makan dan janganlah minum tiga hari lamanya, baik waktu malam, baik waktu siang. Aku serta dayang-dayangku pun akan berpuasa demikian, dan kemudian aku akan masuk menghadap raja, sungguhpun berlawanan dengan undang-undang; kalau terpaksa aku mati, biarlah aku mati”. Maka pergilah Mordekhai dan diperbuatnyalah tepat seperti yang dipesankan Ester kepadanya. Pada hari yang ketiga, Ester akhirnya menghadap raja. Menurut Ester 4:11, ia bisa saja dihukum mati karena menghadap raja tanpa diundang, kecuali bila raja mengulurkan tongkat emas kepadanya. Ester 5:2 menceritakan apa yang akhirnya terjadi; “Ketika raja melihat Ester, sang ratu, berdiri di pelataran, berkenanlah raja kepadanya, sehingga raja mengulurkan tongkat emas yang di tangannya ke arah Ester, lalu mendekatlah Ester dan menyentuh ujung tongkat itu”.
Selama sayembara, Allah telah membuat Ester memenangkan hati raja serta kedudukan ratu (Ester 2:17) karena tujuan-Nya untuk masa yang sulit ini (Ester 4:14)). Sekarang ketika tiba waktunya bagi Ester untuk memainkan perannya, sekali lagi Allah membuatnya memenangkan hati orang yang sama sehingga Ester tidak dihukum mati karena menghadap raja tanpa diundang. Tindakan yang dilakukan Ester sangat berisiko, dan Ester tahu akan hal itu. Ia menyembunyikan latar belakangnya sebagai seorang Yahudi atas perintah Modekhai dan undang undang kerajaan menghukum mati siapa pun yang menghadap raja tanpa dipanggil. Tindakan Ester taruhannya adalah nyawa. Itulah mengapa Ester meminta semua orang Yahudi menopangnya dengan berpuasa untuknya selama tiga hari baik siang maupun malam. Demi bangsanya Ester rela kehilangan nyawanya; “… kalaupun terpaksa aku mati, biarlah aku mati”.
Sobat obor ,Ester menunjukan tindakan kepahlawanan. Sebagai seorang ratu, ia punya keyamanan. Hidup diistana dan memiliki semua yang diinginkannya. Kenyamanan yang didapatkan Ester tidak membuat dia lupa diri. Ia tetap sadar akan latar belakangnya dan percaya pada Tuhannya. Dari sosok Ester kita belajar tentang keberanian, kesetiakawanan, pengorbanan dan ketaatan kepada Tuhan. Amin (fpk)