SOBAT obor, kita sering menantikan hari atau waktu tertentu dalam hidup. Seperti hari natal, hari wisuda, hari pernikahan karena bagi kita hari-hari itu istimewa. Menanti hari natal, karena kita merindukan suasana yang syahdu dengan lagu-lagunya yang menyejukkan hati. Sedangkan hari wisuda, kita menantikannya sebagai satu fase berakhirnya masa studi dengan segala keletihan oleh karena tugas-tugas dari setiap mata kuliah akan berakhir. Dan hari pernikahan yang kita nantikan adalah, suatu babak baru dimana masa muda akan berakhir dan siap memasuki tahapan untuk beralih status menjadi Bapak atau Ibu yang diawali dengan peneguhan dan pemberkatan nikah di gereja serta dilanjutkan denganpesta pernikahan yang meriah bagi setiap pasangan yang sudah mempersiapkannya. Tentu semua hari ini menghadirkan sukacita dan bahagia. Tetapi bagaimana dengan hari yang akan datang bagi Yehuda?
Sobat obor, menanti hari kelam yang akan terjadi dalam hidup bukanlah hal yang diharapkan. Menanti sesuatu yang buruk terjadi bukanlah kondisi alamiah setiap manusia. Apa yang dibahasakan dalam firman Tuhan hari ini; mengisahkan suatu keadaan yang akan terjadi bagi Yehuda pada hari yang telah Tuhan tentukan. Harihari yang belum pernah terjadi, kemalangan akan menimpa mereka. Kemalangan yang disebabkan oleh dosa pemimpin yakni raja Ahas; seorang raja yang menganggap remeh kehadiran Tuhan atas bangsanya. Ia (Ahas) lebih memilih kekuatan manusia yakni Asyur untuk menjadi sekutunya. Namun sekutu ternyata adalah seteru. Asyur hadir bukan untuk memnyelamatkan melainkan membinasakan. Itulah Hari penghukuman Tuhan atas mereka yang telah meragukan kuasa dan kasih Tuhan bagi mereka.
Sobat obor, dari firman Tuhan saat ini kita belajar bahwa Tuhan punya kuasa atas segalanya. Ia menghendaki kita tetap setia dalam segala situasi. Jangan bersekutu dengan yang jahat untuk mendapatkan apa yang kita inginkan. Sebab Tuhan bisa mengubah segalanya, kemenangan berubah menjadi kebinasaan. Karena DIA hanya berkenan atas kesetiaan dan bukannya pengkhianatan. Olehnya, jagalah langkahmu, dengan siapa engkau bersahabat. Apa yang harus diwujudkan dari sebuah persahabatan yang sehat? Yaitu; bahwa Tuhan harus menjadi sentra kehidupan dalam hal apapun, agar kemenangan akan mewarnai hari-harimu di masa muda dan bukan kebinasaan. Amin. (ARMI)