SOBAT obor, ungkapan ini mungkin pernah kita dengar: “Ibarat emas, meski bercampur dengan pasir, emas tetaplah emas”. Meski di dalam lumpur emas tetaplah emas yang tidak berkurang harganya. Yusuf adalah emas milik Allah. Walaupun ia berada di tengah orang- orang yang tidak mengenal Allah, bahkan meskipun ia difitnah, dibenci dan dihukum tapi kemurniannya sebagai kesayangan Allah tetap dipertahankan. Itulah sebabnya meskipun ia telah dipenjarakan tapi kasih Tuhan tetap dilimpahkan kepadanya. Dalam penjara pun, ia tetap mendapat kepercayaan dari kepala penjara dalam hal para tawanan. Sedikit sekali orang di dunia ini yang mampu konsisten berlaku jujur dan setia walaupun dalam situasi yang sulit. Kebanyakan manusia bersinar saat segala sesuatu berlangsung aman dan nyaman. Tapi ketika pergumulan melanda, begitu cepat kemurnian cahayanya menjadi redup.
Jika kita ingin mendapatkan tanggung jawab besar dari Allah, kita harus menjaga kemurnian kita. Kemurnian itu didapatkan dengan cara menjaga kekudusan hidup dan kesetiaan. Orang yang mendaki makin tinggi menghadapi terpaan angin dan sudut pendakian yang makin besar. Namun kesusahan yang makin besar justru menjadi tempaan yang memperteguh kualitas diri. Hidup benar mengundang akibat buruk lebih besar! Namun ini membuat Yusuf masuk ke dalam kesempatan baru yang lebih besar lagi. Maka jika hidup benar membuat anda menghadapi banyak kesulitan, jangan lari dari iman. Kita boleh jauh dari pencobaan, tapi jangan jauh dari iman. Kemurnian yang kita miliki karena menjaga kekudusan yang diberikan Tuhan, membuat kita selalu tampil bersinar di manapun kita berada. Maka sebagai pemuda gereja, kita harus terus berjuang dalam menapaki hidup di masa muda. Tunjukkan bahwa sebagai pemuda Kristen kita bisa tampil beda dan tidak hanyut oleh arus yang membawa kita pada jurang kebinasaan. Tetaplah setia, tetaplah jaga kekudusan hidup, dan bersinarlah seperti emas! Amin. (DLW)