TOKOH-tokoh dunia nyata seperti Yesus, Martin Luther King Jr., Bunda Teresa dan Paus Yohanes Paulus II dikagumi karena warisan cinta, kedamaian, dan pengampunan mereka. Tapi tokoh-tokoh fiksi dalam film menyaksikan kepahlawanan mereka dengan merayakan main hakim sendiri dan cerita di mana para pahlawan didorong oleh balas dendam. Beberapa orang menyamakan balas dendam dengan mencari keadilan, padahal keduanya tidaklah sama. Orang yang membalas dendam didorong oleh amarah dan kekerasan. Ketika seseorang merasa sangat terluka dan kecewa oleh tindakan orang lain, mungkin sulit bagi mereka untuk memaafkan kesalahan tersebut tanpa membalas dendam. Ada saatnya, orang yang pernah menyakiti kita dalam kondisi lemah, sementara kita punya kesempatan membalas. Namun, sebaiknya kita memilih memaafkan.
Sobat obor. Membantu orang yang pernah berbuat baik pada kita tentu sudah menjadi kewajiban. Itu bisa menjadi bentuk balas jasa. la baik maka saya akan baik pula. Namun karakter anak Tuhan akan dilihat jika ia berhadapan dengan musuh atau lawan yang membutuh pertolongannya. Akan ada reaksi yang berbeda secara spontan hadir dalam diri bila yang membutuhkan pertolongan adalah orang yang pernah menyakiti kita atau keluarga kita. Iblis bisa langsung membisikkan ide untuk membalas dendam .
Yusuf bisa saja membalas dendam karena ia punya kesempatan dan kuasa untuk itu. Namun ia menunjukkan kasih itu bukan hal hak yang baik namun kepada mereka yang jahat. Kekristenan mengajarkan tentang bagaimana Tuhan mengampuni manusia yang telah berdosa. Karya Tuhan ini juga menjadi ajakan yang harus dijiwai oleh orang Kristen agar bisa juga mengasihi sesamanya. Di dalam kasih itulah terkandung sifat memaafkan. Memaafkan memang tidak mudah, butuh proses dan perjuangan untuk melakukannya. Orang yang memaafkan secara tulus sesungguhnya akan menyehatkan dirinya sendiri, karena dengan memaafkan, berarti dia mampu menerima kenyataan pahit. Dengan demikian, memaafkan, melupakan adalah cara membangun lembaran baru di hari esok. Amin. (bfp)