SOBAT obor, saat menanggung dosa, Yesus mati disalibkan diantara dua orang penyamun atau penjahat yang juga adalah pemberontak. Demikianlah nubuatan Yesaya tergenapi di dalam Yesus (Yes 53:12). Hal ini memang
harus terjadi karena Yesus harus menebus dosa manusia yang berdosa, hanya dengan disalibkan bersama orang berdosa barulah Yesus yang kudus dan tanpa dosa terhitung sebagai pemberontak. Yesus menjamin bahwa orang yang percaya kepada-Nya tidak akan dihukum karena hukuman itu sudah Yesus tanggung sempurna di kayu salib. Itu sebabnya di atas kayu salib, sebelum menyerahkan nyawa-Nya, Yesus berkata “sudah selesai” (Yoh 19:30) yang artinya Yesus sudah tuntas menebus semua dosa, semua kejahatan, semua pemberontakan kita kepada Allah. Yesus sudah mewakili kita menanggung hukuman dosa.
Dengan semua yang telah Yesus perbuat bagi kita orang berdosa, penjahat dan pemberontak, adakah kita masih mengeraskan hati untuk percaya kepada-Nya? Jika ya, itu artinya kita seperti penjahat di sebelah kiri Yesus yang konon bernama Gestas yang sampai mati tidak mau bertobat dan percaya kepada Yesus dan sudah jelas bahwa ia pasti binasa. Ataukah kita begitu tersentuh oleh kasih dan pengorbanan Yesus sehingga kita berkomitmen untuk bertobat dan hidup baru di dalam Yesus bahkan menjadikan Yesus segalanya dalam hidup kita? jika demikian maka posisi kita adalah seperti penjahat di sebelah kanan Yesus yang bernama dismas. Dipenghujung hidupnya ia bertobat dan menyatakan pengakuan imannya kepada Yesus yang ia yakini akan datang kembali sebagai Raja, kepadanyalah Yesus berkata “sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersamasama dengan Aku di dalam Firdaus”.
Sobat obor, mari tentukan pilihan, jika kita memang adalah anak-anak Tuhan, maka oleh pertolongan Roh Kudus kita tidak akan menyia-nyiakan pengorbanan Yesus yang begitu berharga, kita tidak akan tetap tinggal di dalam dosa, sebaliknya kita akan berjuang melawan keinginan dan perbuatan daging lalu hidup di dalam Roh. Selama masih ada kesempatan bagi kita untuk berkarya di dalam dunia ini, marilah kita hidup dalam ketaatan dan pertahankan iman kepada Yesus apapun yang terjadi. Siap sedialah menggunakan perlengkapan senjata Allah agar kita tidak akan kalah dalam perjuangan kita di dalam dunia sehingga saat Yesus datang kembali sebagai Raja dan Hakim yang adil, kita didapati adalah orang-orang yang tetap setia. Maka dengan penuh kebahagiaan kita kan berkata:“selamatlah jiwaku!”, Amin. (PDW)