SOBAT obor, ada diploma legendaris asal Tomohon untuk Indonesia yakni Lambertus Nicodemus Palar atau dikenal dengan nama “Babe Palar”. Ia lahir di Rurukan Tomohon pada tanggal 5 Juni 1990. Ayahnyabernama Gerrit Johannes Palar dan ibunya Maria Jacoba Lumanauw. Ia lahir dari keluarga Kristen yang taat dan takut akan Tuhan. Masa kecilnya dihabiskan di Rurukan Tomohon. Sebagai anak seoarang guru, ia mendapat pendidikan yang baik. Sehingga ia bertumbuh sebagai anak yang terdidik, berintegritas, pintar dan disiplin. Ia kemudian menempuh pendidikan di Tomohon dan Tondano. Ayahnya ingin agar Babe sekolah di pulau Jawa. Akhirnya pada tahun 1919, ia sekolah di Algemeene Middelbare School Yogyakarta atau setara dengan SMA. Salah satu gurunya yakni Dr. Sam Ratulangi yang mengajar Matematika. Ia mengambil jurusan afdeling B atau ilmu pasti dan fisika. Semangat juang seorang muda mengantarnya mengecap pendidikan di Technische Googeschool te Bandoeng (THS) atau dikenal ITB. Ia menjadi angkatan ke tiga di THS dan satu kelas dengan Sukarno yang kemudian menjadi Presiden RI pertama. Ia juga melanjutkan studi di Belanda dan menikah dengan Johanna Petronella Volmers. Mereka dikaruniai tiga orang anak, meskipun tinggal di Belanda, Amerika dan India, mereka tetap memegang status kewarganegaraan Indonesia. Meskipun ia tinggal jauh dari kota kelahirannya, ia tetap memperjuangkan Indonesia di mata PBB pada tahun 1950. Diterimanya Indonesia di PBB secara de jure dan de facto merupakan sebuah potret perjuangan diplomasi Indonesia, di mana peran Babe Palar menjadikan Indonesia berhasil mendayung di antara dua karang (tidak memihak poros Amerika Serikat dan Uni Soviet). Babe Palar menjadi duta besar RI pertama di PBB dan di enam negara. Ia dikenal sebagai seorang yang berintegritas, profesionalitas, bertanggungjawab, jujur dan negarawan sejati bahkan takut akan Tuhan. Ia kini mendapat gelar sebagai Pahlawan Nasional RI.
Dalam pembacaan firman Tuhan hari ini, mari kita hidup takut akan Allah. Tidak terhanyut dalam mimpi belaka, melainkan konsisten dengan perkataan, memiliki integritas dan dapat dipercayai. Maka hidup kita tidak sia-sia. Jadikanlah hidup kita berguna bagi keluarga, gereja dan bangsa. Amin. (NAH)