SOBAT obor, ayat terakhir tentang silsilah Kristus ini didapati semacam ringkasan umum dari seluruh silsilah. Ayat 17 , yang diringkaskan menjadi tiga kali empat belas, yang ditandai dengan periode- periode yang luar biasa. Dalam periode empat belas generasi pertama, kita melihat terbitnya keluarga Daud yang bagaikan fajar yang merekah. Dalam periode empat belas generasi kedua kita melihatnya tumbuh subur dalam puncak kemasyhuran; dalam periode ketiga kita melihatnya mengalami kemerosotan dan semakin mundur dan mundur, hingga mengecil menjadi keluarga tukang kayu yang miskin, dan setelah itu lahirlah Kristus. Dari Kristuslah cahaya itu bersinar dan menerangi peradaban umat manusia, dan cahaya itu tak akan lagi redup dan mati.
Sobat obor, tinggal sehari besok kita akan memasuki Natal Yesus Kristus di tahun 2023 ini. Pertanyaan usang tapi akan terus relevan di setiap jaman adalah: apakah yang engkau persiapkan bagi perayaan kelahiran Yesus Kristus kali ini? Kita melihat semakin tahun bertambah sepertinya perayaan tentang kedatangan Kristus terus bergeser dan bergeser maknanya. Itu rancangan iblis yang besar bagi manusia . Kita tak boleh lengah dan harus awas melihat tanda- tanda ini. Sepertinya semakin banyak orang Kristen yang excuse dengan perayaan Natal yang tak menghadirkan sosok Kristus yang nyata di sana. Orang berdalih mengatakan bahwa perayaan Kristus adalah milik semua orang, sehingga tak harus ada Kristus di sana. Benarkah demikian? Sekali lagi sadarlah, karena kita sementara dijebak untuk menghindarkan Kristus dari peradaban Natal. Maka, marilah tunduk dan berlutut di palungan Kristus. Seperti penantian umat sebelum Yesus lahir yang ditandai dengan penulisan silsilah Yesus oleh Injil Matius yang melewati berbagai abadi dan ragam kehidupan, demikian pula kerinduan kita akan Kristus. Bagaikan kaki yang tertumpu pada palungan dan tangan yang terbuka untuk memeluk bayi Yesus kita ucapkan: Selamat Natal saudaraku. Damai di hati, damai di bumi. Amin. (DLW)