SOBAT obor, pertanyaan yang sering muncul dalam iman Kristen adalah: mengapa kita harus meminta kepada Tuhan kalau Allah Mahatahu? Bukankah ia mengetahui setiap hati kita. Pertanyaan ini lebih mendalam ketika kita mempertanyakan Tuhan Yesus yang meminta kepada Bapa dalam kaitan ke-Tritunggalan Allah. Memang benar bahwa Allah sajalah yang memberi rahmat kepada manusia. Tetapi seperti umat pilihan, Israel dalam ayat ini, kita harus mengakui bahwa rahmat-rahmat yang kita terima dari Allah sebenarnya tidak layak kita terima. Oleh sebab itu, kita sama sekali tidak boleh bermegah diri atas perbuatan kita tapi justru harus malu atas kelakuan kita yang berdosa. “Dalam hal ini juga Aku menginginkan, supaya kaum Israel meminta dari pada-Ku”, firman Tuhan. Allah telah berbicara dan Ia akan melakukannya, tapi Ia ingin semua orang memohon kepada-Nya untuk melakukan itu. Ia menghendaki supaya orang memohon kepada-Nya untuk melakukan kehendak-Nya. Ia menghendaki umat-Nya mencari Dia maka Ia akan mencondongkan hati untuk memberi rahmat- rahmat itu untuk manusia.
Manusia harus berdoa dan meminta, sebab melalui doa Allah dicari dan diminta. Apa yang menjadi isi janji-janji Allah haruslah menjadi isi doa-doa kita. Dengan meminta dalam doa, kita memberi pujian dan hormat kepada Sang Pemberi, mengungkapkan penghargaan atas pemberian itu, mengakui kita bergantung pada-Nya sepenuhnya. Meminta kepada Tuhan pada akhirnya akan menunjukkan bahwa Dialah Tuhan. Allah berkuasa atas kita dan dengan demikian kita mengagungkan Allah, sebab Allah kita adalah pribadi yang cemburu apabila diduakan. Ketika kita tak meminta, keegoisan dan rasa tak butuh akan muncul menjadi dosa yang menjadikan kita tuhan kecil yang merasa hebat dengan keberadaan kita. Tahun yang baru seharusnya memberi kesadaran tentang betapa kecilnya kita dan betapa butuhnya kita akan kuasa Tuhan. Dengan demikian kita meminta kepada-Nya. Maka mintalah dan berdoalah! Amin. (DLW)