SOBAT obor, kita semua tentu ingin memiliki relasi dengan orang lain, sebab hal itu dapat membuka lebih besar wawasan kita yang telah ada dengan cara berbicara dan dekat dengan orang lain. Tetapi ada saat dimana kita tidak mengerti apa yang orang lain inginkan sehingga kita bisa saja salah berbicara atau mungkin juga salah melakukan suatu hal yang bisa saja melukai perasaan orang lain. Tentu perbedaan pendapat sudah menjadi hal yang lumrah dalam menentukan persepsi yang benar. Kemampuan untuk mengetahui pikiran serta perasaan orang lain, bisa membantu kita membuat perkiraan tentang tingkah laku seseorang dan membuat kita dapat menentukan keputusan berikutnya.
Harus kita sadari bersama bahwa semua manusia memiliki perasaan. Berbicara perasaan tentu sesuatu hal yang tidak kelihatan. Itu bisa kelihatan jika di ekspresikan. Selama itu masih disimpan di dalam hati, tentu tidak ada orang yang akan tahu. Memahami kita adalah makhluk sosial, maka tentu kita harus sadar bahwa hidup di dunia ini kita tidak sendirian. Di dalam hidup bersama kita butuh hidup sehati dan sepikiran.Dalam bacaan ini, rasul Paulus mengingatkan jemaat yang ada di Filipi untuk menyempurnakan sukacitanya dengan hidup sehati sepikir, tidak mencari kepentingan sendiri dan tidak mencari pujian yang sia-sia (ayat 2). Salah satu ancaman terbesar dalam kebersamaan adalah saat manusia mulai mementingkan diri sendiri. Hubungan akan retak dan hancur karena tidak di ikat dalam kehidupan yang sehati sepikir.
Sobat obor, Pdt Andar Ismail dan bukunya Selamat Sehati menjelaskan hidup sehati dan sepikiran dalam Kristus Yesus merupakan ajakan kepada kita untuk merasakan apa yang dirasakan-Nya, memikirkan apa yang di pikirkan-Nya, membela siapa yang di bela-Nya, menolong siapa yang di tolong-Nya, menangisi apa yang ditangisi-Nya dan peduli apa yang dipedulikan Kristus. Walau itu susah kita harus belajar memahami hati dan pikiran Kristus. Amin (bfp)