MENGAPA harus saya? Kenapa bukan orang lain? Kenapa harus saat ini? Inilah respon yang muncul saat penderitaan datang. Penderitaan dirancang untuk membangun kepercayaan kita
kepada Tuhan, akan tetapi penderitaan menuntut respons yang tepat agar dapat berhasil dalam menyelesaikan maksud-maksud Tuhan.
Sobat obor, ketika hidup mengalami berbagai penderitaan yang berat, kecenderungan manusia pada umumnya akan segera mencari solusi dengan segala macam upaya supaya bisa segera keluar dari penderitaan yang dialami. Ketika mencari solusi, bagi sebagian orang tidak peduli dengan benar atau salah karena ingin melepaskan diri dari penderitaan dan hidup berjalan dengan baik lagi. Cara lainnya adalah ada kemungkinan berharap penderitaan akan cepat selesai dengan mengharapkan kematian, karena melihat penderitaan yang dihadapi terlalu berat sehingga mengalami putus asa. Mengapa demikian? Karena sesungguhnya tidak ada manusia yang ingin hidupnya menderita.
Dalam bacaan ini, Yeremia menyampaikan perkataan-perkataan yang difirmankan Tuhan mengenai Israel bahwa kehidupan mereka akan mengalami penderitaan yang sangat menyakitkan seperti penderitaan seorang perempuan yang akan melahirkan. Alangkah mengerikan hari itu sehingga digambarkan sebagai hari yang penuh kesusahan, tidak ada damai malah penuh dengan jeritan kegentaran.
Sobat obor, keberadaan penderitaan dalam dunia milik Tuhan merupakan sebuah persoalan yang tidak mudah untuk dijelaskan. Jika Allah baik dan berkuasa, mengapa Dia “membiarkan” penderitaan ada dalam dunia? Setiap jawaban atas pertanyaan ini memang tidak akan memberikan kepuasan bagi kita. namun setidaknya ketika penderitaan itu datang kita akan mengerti tentang dua hal yaitu: supaya kita semakin mengenal Allah dan mengenal diri kita sendiri. Ya, ketika penderitaan datang kita akan diajak untuk memahami dan mengenal siapa Allah kita dan selanjutnya siapa diri kita. Apapun yang terjadi, jika kita sudah benar-benar mengikuti kehendak Tuhan, bertekunlah dan jangan putus asa. Semua penderitaan yang mungkin sedang kita hadapi saat ini hanyalah bagian dari “rencana” Tuhan yang kelak akan membuat kita bersyukur karena pernah mengalaminya. Amin. (bfp)