DALAM Bahasa Indonesia, kata “mencoba” memiliki arti menggodai atau mencobai orang untuk melalukan hal-hal yang salah, seperti merayu seseorang untuk melakukan dosa atau membujuk seseorang untuk menempuh jalan yang salah. Dalam Bahasa Yunani, kata “mencoba” atau “peirazein” mangandung arti menguji. Sehingga maksud dari pencobaan adalah memampukan kita menkalukkan dosa. Salah satu cerita besar dalam Perjanjian Lama adalah cerita tentang Abraham yang nyaris mempersembahkan anaknya, Ishak untuk menjadi korban. Di dalam Alkitab, kita menemukan kalimat yang berbunyi: “Setelah semuanya itu, Allah mencoba Abraham (Kej 22:1)”. Hal ini berarti telah tiba saatnya Allah menguji iman Abraham secara tuntas. Sebagaimana logam yang harus diberi beban yang berat agar dapat dipakai untuk membuat sesuatu, demikian juga manusia dicoba dan diuji dihadapan Allah, agar Allah dapat memakainya untuk maksud-maksud-Nya sendiri.
Dalam perikop ini, pencobaan yang dialami Yesus terjadi di padang gurun. Di antara kota Yerusalem dan Laut Mati. Dalam Perjanjian Lama, padang gurun itu disebut Yeshimmon, yang berarti pembinasaan. Padang gurun itu berukuran panjang kira-kira 50 km dan lebarnya kira-kira 20 km. Yesus pergi ke padang gurun memang untuk menyendiri dan menyepi. Ia perlu menyendiri, karena harus mempersiapkan tugas yang diberikan Allah kepadanya.
Sobat obor, cerita tentang Yesus yang dicobai Iblis memberi pelajaran penting bagi kita disaat ini. Yang kita sebut dengan pencobaan, sesungguhnya bukan dimaksudkan agar kita melakukan dosa. Maksud pencobaan adalah untuk memampukan kita menaklukkan dosa. Pencobaan tidak dimaksud agar kita menjadi orang yang jahat, melainkan agar kita menjadi orang yang baik. Pencobaan tidak dimaksud agar kita lolos, melainkan agar kita menjadi makin kuat, lebih baik, lebih murni dan menang di dalam menghadapi kesengsaraan. Pencobaan bukanlah semacam hukuman terhadap manusia, tapi pencobaan adalah kemuliaan bagi manusia. Pencobaan adalah ujian yang datang kepada manusia yang akan dipakai oleh Allah. Amin (MT)