Markus 2:1-2
(1) Kemudian, sesudah lewat beberapa hari, waktu Yesus datang lagi ke Kapernaum, tersiarlah kabar, bahwa Ia ada di rumah.
(2) Maka datanglah orang-orang berkerumun sehingga tidak ada lagi tempat, bahkan di muka pintu pun tidak. Sementara Ia memberitakan firman kepada mereka,
KEHIDUPAN di Palestina memang sangat terbuka. Pada pagi hari pintu rumah penduduk selalu terbuka sehingga mengundang siapa saja untuk masuk kedalamnya. Pintu rumah tidak pernah tertutup kecuali kalau seseorang secara sengaja menginginkan suasana yang sangat pribadi. Pintu yang terbuka bermakna undangan terbuka kepada siapa saja yang mau masuk. Di rumah-rumah orang sederhana, hampir tidak ada pekarangan. Pintu terbuka langsung ke jalan. Karena itu dalam sekejap orang banyak langsung mengerumuni rumah tempat dimana Yesus berada. Mereka ingin berjumpa dengan Yesus untuk mendengar perkataan-Nya dan melihat mujizat-mujizatNya.
Kearah kerumunan orang banyak, datang empat orang yang mengusung sahabat mereka yang lumpuh. Segera mereka menuju atap rumah untuk bisa bertemu Yesus. Atap rumah orang Yahudi terdiri dari papan-papan datar yang diletakkan melintang dari dinding ke dinding yang jaraknya mungkin tiga kali. Celah-celah antar papan diisi serabut kayu yang didapatkan dengan tanah liat. Bagian atasnya lalu ditimbun dengan tanah. sebagian besar atap itu terbuat dari tanah dan sering tumbuh rumput dengan suburnya. Memang mudah sekali untuk membongkar pengisi antar papan itu. Bahkan pembongkaran itu tidak sampai merusak rumah tersebut. Menyusunnya kembali bisa dilakukan dengan mudah. Demikianlah keempat orang itu menurunkan teman mereka yang sakit persis dikaki Yesus. Mereka mau melakukan berbagai cara untuk membawa sahabat mereka berjumpa dengan Yesus.
Sobat obor, dalam kehidupan kita sebagai persekutuan umat Tuhan, maka gereja harus menemukan berbagai cara agar setiap orang dapat berjumpa dengan Yesus. Sebagai seorang pemuda dan pemudi Kristen, kita harus menemukan banyak cara agar dapat mengajak teman, saudara dan sahabat hidup didalam Tuhan. Orang lumpuh dalam perikop ini bertekad menjumpai Yesus dengan cara yang berbeda. Baginya, jalan menjumpai Yesus begitu lebar terbuka sehingga setiap orang bisa berjumpa dengan-Nya. Amin (MT)