SOBAT obor, apakah yang paling penting dan berharga dalam hidupmu? Jawabannya pasti berbeda-beda dari setiap orang. Ada mungkin yang menjawab keluarga atau orang tua. Mungkin ada yang menjawab sahabatnya; my bestie, dan yang lain menjawab kekasihnya karena memperjuangkan cintanya begitu rumit dan sulit. Tapi juga mungkin ada yang menjawab harta kekayaan yang dia miliki sekarang sehingga dia dapat membeli dan memiliki banyak barang dan juga bisa “membeli” persahabatan dan cinta. Mungkin pula ada yang menjawab pekerjaan yang dimilikinya sekarang. Tentu saja jawaban ini tidaklah salah karena itu semua penting dan berharga dalam kehidupan secara jasmani. Tetapi apakah itu yang dimaksudkan oleh Tuhan Yesus dalam bacaan saat ini?
Sobat obor, Tuhan Yesus melawan arus dengan mengatakan bahwa hidup itu sendiri yang jauh lebih penting dan berharga dari apapun termasuk makanan dan pakaian dalam bacaan hari ini. Apakah kita tidak akan kelaparan dan telanjang jika kita tidak makan dan berpakaian? Tentu saja yang Tuhan Yesus maksudkan disini adalah bagaimana hidup orang percaya jangan sampai dikaburkan oleh halhal jasmani sehingga dia tidak menyayangi hidupnya itu sendiri. Apa yang dikatakan Tuhan Yesus ini tentu benar adanya. Karena dalam kenyataan hidup ada begitu banyak orang yang mengorbankan/menyia-nyiakan hidupnya dengan mengejar hal-hal jasmani seperti makanan dan pakaian sehingga bekerja sampai lupa waktu dan akhirnya jatuh sakit. Ada banyak orang muda juga yang dalam hidup ini terlalu sibuk dengan kehidupan jasmaninya dalam soal cinta dan persahabatan dan akhirnya menepikan Tuhan dalam hidup kerohaniannya. Banyak orang muda malahan cemas dan kuatir serta takut jika mereka sampai tidak dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan jasmaninya akan berpotensi membawa ia dijauhi bahkan ditinggalkan oleh pacarnya ataupun sahabatnya. Hal-hal jasmani (lahiriah) akhirnya menjadi pusat hidup manusia dan menjadikannya sebagai hal yang lebih penting dan berharga dalam kehidupan di masa muda. Belum lagi dengan gaya hidup yang tinggi sekalipun banyak yang tidak menyadari bahwa mereka akhirnya harus merendahkan diri dan menjual iman untuk mencapai tujuan hidup mereka yang sia-sia. Ingatlah, hidup dalam Tuhan jauh lebih penting dan berharga. Amin. (ARMI)