SOBAT obor, Perjanjian Lama diawali dengan kitab tentang garis penciptaan dunia, dan itulah kemuliaan kitab Perjanjian Lama dengan mencantumkannya. Namun, kemuliaan di dalam Perjanjian Baru jauh melampaui itu, karena diawali dengan kitab mengenai garis silsilah dari Dia yang menciptakan dunia. Sebagai Allah, permulaan-Nya sudah sejak purbakala, sejak dahulu kala (Mik 5:1). Tidak ada seorangpun dapat menyatakan bagaimana permulaan itu, namun sebagai manusia, ia diutus setelah genap waktunya, lahir melalui seorang perempuan dan garis silsilah itu dinyatakan di awal Perjanjian Baru.
Ini bukan sekedar silsilah tanpa tujuan atau tanpa guna; bukan pula untuk memperlihatkan kemuliaan yang sia- sia, sebagaimana biasa terjadi pada tokoh- tokoh besar. Gunanya seperti silsilah yang diberikan sebagai bukti hidup, untuk membenarkan sebuah hak. Dalam Injil Matius, tujuannya adalah untuk membuktikan bahwa Yesus Tuhan kita adalah anak Daud, anak Abraham dan karena itu dari bangsa dan keluarga yang darinya Sang Mesias akan muncul. Di masa itu, Abraham merupakan wali utama atas janji yang berkaitan dengan Sang Mesias. Janji tentang berkat diberikan kepada Abraham dan keturunannya, tentang kekuasaan diberikan kepada Daud dan keturunannya. Karena itu, mereka yang memiliki hak dalam Kristus, anak Abraham yang oleh- Nya semua kaum di muka bumi akan mendapatkannya, harus tunduk dan setia sebagai anak Daud. Telah dijanjikan kepada Abraham bahwa Kristus akan lahir dari keturunannya. Oleh sebab itu, kalau kita tidak dapat membuktikan bahwa Yesus adalah anak Daud, dan anak Abraham, kita tidak dapat mengakui- Nya sebagai Mesias. Dengan demikian ketika kita membaca silsilah tentang Kristus ini maka kita melihat keagungan dan kemuliaan Allah yang dinyatakan melalui keturunan manusia yang dinubuatkan akan menghadirkan Sang Mesias, Yesus Kristus Juruselamat umat manusia. Amin. (DLW)