SOBAT obor, air merupakan anugerah Tuhan yang tak ternilai dan semua ciptaan bisa menikmati air secara gratis. Mata air bisa ditemui di pegunungan yang masih asri dan belum dirusaki manusia. Sebelum pasar ekonomi mengambil alih penggunaan air, manusia menikmati air putih secara gratis. Akan tetapi, apa yang terjadi sekarang ini? Untuk mendapatkan air yang berkualitas atau bersih, maka kita harus membeli air dengan harga yang lumayan mahal. Karena itu, tata kelola ekonomi yang ramah lingkungan dapat menumbuhkan keberlangsungan hidup ekologi (eco-economy). Ekoteologi menjadi kisah penciptaan dan tanggung jawab manusia sebagai rekan kerja Allah dalam menebus kerusakan ekologi. Vandana Shiva membongkar sistem ekonomi global yang melanggar prinsip keadilan bersama dengan menguras sumber daya alam dan mengeksploitasi rakyat “Dunia Ketiga”. Gerakan peduli lingkungan masih mendekati krisis ekologi secara parsial karena menyentuh manusia secara tidak langsung. Adapun gerakan ekologi sosial mendekati krisis ekologi dengan memperhatikan masyarakat yang mengalami kemiskinan dan penderitaan yang tidak adil.
Sobat obor, eksploitasi manusia di zaman Nuh terhadap ciptaan yang lain merusak relasi ciptaan dengan pencipta-Nya dan merusak ekologi pula. Tuhan mengenal jeda saat menciptakan dunia untuk melihat kembali kreativitas ciptaan-Nya. Firman Tuhan berkata, “Allah membuat angin menghembus…”, ini menunjukkan permulaan baru sesudah banjir adalah seperti permulaan penciptaan (bandingkan Kejadian Pasal 1 ayat 2). Terjadi pembersihan perbuatan manusia dari yang jahat, kembali ke perbuatan Tuhan Allah yang pada mulanya baik adanya. Kejahatan terhadap ekologi merupakan dosa melawan Tuhan. Merusak relasi antara ciptaan dengan Tuhan dan antar ciptaan lainnya. Karena itu, Tuhan menjangkau semua ciptaan dalam penebusan. Ia menebus semua ciptaan dari ancaman kehancuran. Saat ini, kita adalah rekan Allah yang berjuang untuk keberlangsungan hidup semua makhluk di bumi dengan bersikap ramah lingkungan, tidak membuang sampah di sungai dan atau di pantai, menjaga kebersihan, membawa tumbler (botol plastik), rajin menanam pohon, bunga, bumbu dapur dan atau tanaman obat keluarga (toga) termasuk juga rajin beribadah dan bekerja. Amin (NAH)