Markus 1:7
Inilah yang diberitakannya: “Sesudah aku akan datang Ia yang lebih berkuasa dari padaku; membungkuk dan membuka tali kasut-Nyapun aku tidak layak.
Kerendahan Hati Yohanes
Keluarga Kristen yang dikasihi dan diberkati Tuhan Yesus.
Praktik kerendahan hati adalah dasar dari setiap sikap yang baik. Itulah yang nampak dalam diri seorang Yohanes Pembaptis. Dia sadar siapa dirinya, siapa Tuhan yang dilayaninya dan apa yang menjadi tanggung jawabnya. Karena itu ia berkata, “sesudah aku akan datang la yang lebih berkuasa dari padaku; membungkuk dan membuka tali kasut-Nya pun aku tidak layak.” Pernyataannya itu sangat mengagumkan. Membuka tali kasut itu adalah tanggung jawab seorang hamba yang paling rendah dan terhina. Ia mengatakan bahwa ia tak layak melakukan pekerjaan itu karena dia bukan siapa-siapa. Dia mengerti dia hanyalah utusan, sebagai seorang hamba pembuka jalan untuk kehadiran Yesus Kristus. Itulah sebabnya dia mengarahkan orang banyak saat itu untuk memandang kepada Yesus Kristus sebagai figur utama, bukan dirinya. Karena ia menyadari bahwa Yesus Kristus lebih berkuasa dan patut dimuliakan.
Keluarga Kristen yang dikasihi dan diberkati Tuhan Yesus.
Yohanes Pembaptis memberi teladan kepada kita sebagai keluarga Kristen mengenai hidup dengan tujuan Tuhan, dan memberi prioritas pada kehendak-Nya daripada kehendak diri sendiri. Melayani Tuhan harus sepenuh hati sungguh-sungguh dan jangan bersungut-sungut. Karena itu, yang harus dinyatakan dalam perhatian kita kepada-Nya adalah sikap kerendahan hati, bukan untuk menunjukkan kelebihan yang melekat pada diri kita, namun menampilkan sikap hidup yang memiliki hati seorang hamba yang mau melayani-Nya dengan setia. Untuk itu, rajin beribadah dan mau mendengarkan firman serta menetapkan hati untuk taat kepada-Nya akan membuat kita makin mengenal Allah dalam Yesus Kristus dengan benar dan mengerti setiap rencana-Nya yang indah bagi kita untuk kebaikan kita.
Marilah, kita belajar dari kerendahan hati Yohanes dan melihat kuasa Yesus dalam kehidupan ini untuk selalu mau menjadikan hidup ini sebagai alat kesaksian-Nya sampai Tuhan datang kembali. Amin.
Doa: Ya Tuhan, terima kasih untuk firman-Mu yang menggugah kami agar hidup sebagai hamba-hamba-Mu yang setia yang penuh kerendahan hati dan melayani-Mu sungguh-sungguh guna menyenangkan hati-Mu. Amin