Lukas 22:35-36
(35) Lalu Ia berkata kepada mereka: “Ketika Aku mengutus kamu dengan tiada membawa pundi-pundi, bekal dan kasut, adakah kamu kekurangan apa-apa?”
(36) Jawab mereka: “Suatupun tidak.” Kata-Nya kepada mereka: “Tetapi sekarang ini, siapa yang mempunyai pundi-pundi, hendaklah ia membawanya, demikian juga yang mempunyai bekal; dan siapa yang tidak mempunyainya hendaklah ia menjual jubahnya dan membeli pedang.
Bertahan Dalam Cobaan
Keluarga Kristen yang dikasihi dan diberkati Tuhan Yesus.
Ada orang memahami maksud dari perkataan Yesus Kristus pada ayat 36 secara harafiah. Pernyataan Yesus Kristus tentang ‘pedang’ dipertanyakan apakah memang benar Yesus Kristus mengajarkan kekerasan sebab Ia memerintahkan kepada murid-murid untuk menjual jubah dan membeli pedang. Sebenarnya, jika kita melihat secara utuh apa yang diajarkan oleh Yesus Kristus, tidak pernah Ia mengajarkan kekerasan. Melainkan inti pengajaran Yesus Kristus menekankan tentang kasih. Yesus Kristus dengan jelas berkata kepada murid yang mengulurkan tangan, menghunus pedang dan menetakkannya kepada hamba Imam besar sehingga putus telinganya, “Masukkan pedang itu kembali ke dalam sarungnya, sebab barangsiapa menggunakan pedang, akan binasa oleh pedang” (lih. Mat 26:52). Apa sebenarnya dimaksudkan dengan kata `pedang’ pada ayat ini? Terlebih dahulu harus kita pahami selagi Yesus Kristus bersama dengan para murid dengan tiada membawa pundi-pundi, bekal dan kasut, mereka tidak kekurangan apapun. Dan sekarang, waktu yang hampir tiba untuk menghadapi penindasan, para murid harus bersiap siaga untuk mempertahankan diri. Persiapan untuk mempertahankan diri ini digambarkan sebagai `membeli pedang.’
Keluarga Kristen yang dikasihi dan diberkati Tuhan Yesus.
Penindasan akan dialami oleh orang-orang percaya sebagaimana kata Yesus Kristus dalam Matius 10:16a “Aku mengutus kamu seperti domba ke tengah-tengah serigala.” Selagi kita hidup, tantangan dan cobaan akan selalu ada. Tetapi Dia yang mengutus kita di dunia ini tidak akan membiarkan orang yang percaya pada-Nya berjalan sendiri. Sebagaimana pengalaman hidup Simon Petrus dan rasul-rasul lainnya. Di saat lemah dan tak berdaya, berseru kepada-Nya dan Ia menjawab doa kita dengan memberikan kekuatan dan kemampuan bahkan jalan keluar dari persoalan hidup. Kita juga diingatkan ketika menyelesaikan persoalan hidup janganlah memakai tindakan-tindakan intimidasi dan kekerasan. Selesaikanlah persoalan hidup itu dengan dasar kasih Yesus Kristus, sehingga kita juga menjadi pembawa damai di manapun kita pergi dan berada. Amin.
Doa: Ya Tuhan, mampukanlah kami untuk bertahan ketika ada dalam pencobaan. Sebab dengan hanya mengandalkan kekuatan sendiri, kami tidak akan mampu menjalaninya. Untuk itu kuatkan dan teguhkan iman kami terus sehingga kami senantiasa ada dalam pemeliharaan-Mu. Amin.