Kisah Para Rasul 2:8-11
(8) Bagaimana mungkin kita masing-masing mendengar mereka berkata-kata dalam bahasa kita sendiri, yaitu bahasa yang kita pakai di negeri asal kita:
(9) kita orang Partia, Media, Elam, penduduk Mesopotamia, Yudea dan Kapadokia, Pontus dan Asia,
(10) Frigia dan Pamfilia, Mesir dan daerah-daerah Libia yang berdekatan dengan Kirene, pendatang-pendatang dari Roma,
(11) baik orang Yahudi maupun penganut agama Yahudi, orang Kreta dan orang Arab, kita mendengar mereka berkata-kata dalam bahasa kita sendiri tentang perbuatan-perbuatan besar yang dilakukan Allah.”
Beritakan Injil Dengan Bahasa Dimengerti
Keluarga Kristen yang dikasihi dan diberkati Tuhan Yesus,
Ada beberapa cara yang dapat kita lakukan menyampaikan pesan atau kabar suka atau duka. Apakah kita sampaikan secara langsung dengan berhadapan muka dengan yang bersangkutan ataupun melalui telepon, media cetak atau media lainnya. Tentu kita memakai bahasa yang dapat dipahami oleh yang menjadi alamat pesan itu. Begitupun saat kita mau menyampaikan kabar baik atau Injil Yesus Kristus bagi orang-orang yang ada di sekitar kita. Jika kita menyampaikan dengan kalimat sehari-hari maka akan dapat dipahami dengan baik. Tapi bagaimana jika kita mendengar kabar baik itu dengan bermacam-macam bahasa? Seperti pada hari Pestakosta yang merupakan penggenapan janji Yesus Kristus sesaat sebelum kenaikan-Nya ke sorga.
Keluarga Kristen yang dikasihi dan diberkati Tuhan Yesus,
Firman hari ini mengungkapkan tentang kepenuhan Roh Kudus yang memungkinkan murid Yesus Kristus dan pengikut-pengikut-Nya berkata-kata dalam bahasa asing yang belum pernah mereka pelajari. “Bagaimana mungkin kita masing-masing mendengar mereka berkata-kata dalam bahasa kita sendiri, yaitu bahasa yang kita pakai di negeri asal kita:” (ay.8) Ungkapan “bagaimana mungkin” merupakan ungkapan yang mengekspresikan ketidakpercayaan terhadap sesuatu yang sedang terjadi. Dalam pandangan orang Yahudi, orang-orang Galilea adalah orang-orang rendahan, kurang berpendidikan dan karena itu sering diremehkan. Sehingga ketika orang banyak (sebagian besar Yahudi) mendengar para murid (sebagian besar orang Galilea) berbahasa menurut bahasa mereka masing-masing, orang banyak itu bukan saja tidak percaya, kaget tetapi terheran-heran dan kagum. Tuhan Allah dapat memakai apa saja (termasuk bahasa) untuk menjadi alat-Nya bagi pemberitaan Injil.
Keluarga Kristen yang dikasihi dan diberkati Tuhan Yesus,
Kemampuan berkata-kata dan berbahasa yang baik bukanlah satu-satunya hal yang menentukan bagi seseorang untuk memberitakan Injil Kristus. Memberi diri seutuhnya untuk mengikut Yesus Kristus dan melayani-Nya adalah faktor yang menentukan. Sebagaimana peristiwa ketuangan Roh Kudus yang memperlengkapi dan memampukan pengikut Yesus Kristus menjadi saksi-Nya, maka kita pun demikian.
Oleh karena itu, yakinlah bahwa Tuhan Allah selalu oleh kasih karunia-Nya, akan memampukan kita, pribadi dan keluarga, untuk menyampaikan berita tentang Dia dalam cara dan bahasa yang dapat dimengerti dan dipahami oleh orang-orang yang mendengarnya. Amin.
Doa: Terimakasih Tuhan Allah, untuk kepenuhan Roh Kudus bagi orang percaya. Layakkan dan mampukan kami menyaksikan perbuatan-perbuatan-Mu yang besar dan ajaib. Tolonglah kami agar terus memberitakan injil dengan cara dan bahasa yang dapat dipahami dan dimengerti orang yang mendengarnya. Amin.