Kekudusan dan Kemuliaan Allah
Wahyu 21:22-23
Bagian Alkitab ini menunjukkan penglihatan Yohanes, mengenai kekudusan dan kemuliaan Allah. Bait Suci yang adalah tanda kehadiran Allah dalam penglihatan Yohanes bukan lagi sebagai bangunan yang berbentuk tapi lebih menunjuk kepada persekutuan dengan Tuhan Allah yang kudus dan mulia. Oleh karena itu dalam penglihatan Yohanes dikatakannya “Tuhan yang Maha Kuasa adalah Bait Sucinya … ”. Orang-orang percaya yang dipulihkan oleh Tuhan Allah akan berada dalam persekutuan tersebut. “Dan kota itu tidak memerlukan matahari dan bulan untuk menyinarinya… ” adalah ungkapan yang membedakan situasi sebelum dipulihkan (mereka yang berharap akan kemuliaan Allah) dan sesudah dipulihkan (kemuliaan Allah bukan lagi harapan tapi berada bersama-sama dengan umat) “Sebab kemuliaan Allah meneranginya dan Anak Domba itu adalah lampunya”. Dengan demikian kita perlu menyadari bahwa kemuliaan dan kekudusan Allah itu tidak bisa diukur dengan kemampuan manusia secanggih apapun ilmu pengetahuan dan teknologi yang ada.
Sebagai keluarga Kristen yang baik, kita harus mampu mempersiapkan anggota keluarga yang ada, terlebih anak anak untuk melihat bahwa kemajuan zaman adalah anugerah bagi kita untuk menguduskan dan memuliakan Tuhan dalam persekutuan dengan-Nya. Amin.
Doa: Berilah kami hidup yang mau memuliakan dan menguduskan nama-Mu ya Tuhan. Amin.