Matius 26:1-2
(1) Setelah Yesus selesai dengan segala pengajaran-Nya itu, berkatalah Ia kepada murid-murid-Nya:
(2) ”Kamu tahu, bahwa dua hari lagi akan dirayakan Paskah, maka Anak Manusia akan diserahkan untuk disalibkan.”
Saling Menguatkan Dalam Pergumulan
Keluarga Kristen yang dikasihi dan diberkati Tuhan Yesus.
Setiap orang mempunyai kisah hidup yang dijalani sejak kecil hingga dewasa. Dalam rangkaian kehidupan ini pasti memiliki pengalaman berbeda, yang memberi pengaruh, baik dari lingkungan di mana dia hidup maupun melalui peristiwa-peristiwa yang dialaminya. Rangkaian kehidupan seperti ini juga yang dialami dan dijalani oleh Yesus Kristus yang sejak kecil hidup di tengah lingkungan masyarakat Yahudi. Jadi semua orang di lingkungan-Nya mengenal Dia, sehingga ketika la mengajar tidak semua orang menerima apa yang diajarkan-Nya. Sebab bagi orang Yahudi tidak mungkin seorang anak tukang kayu menjadi guru apa lagi menyebut diri-Nya Mesias, anak Allah.
Kehadiran Yesus Kristus di berbagai tempat, di satu pihak sering dikerumuni orang banyak, namun di lain pihak sering menimbulkan penolakan-penolakan, yang akhirnya selalu bermuara pada rencana untuk membunuh-Nya.
Pembacaan Alkitab kita minggu ini, menunjukkan bahwa Yesus Kristus telah lebih dahulu mengetahui soal rencana orang Yahudi untuk membunuh Dia. Oleh karena itu pernyataan-Nya di dua ayat perikop ini, mengartikan bahwa Yesus Kristus sebenarnya telah siap menerima risiko yang harus Ia tanggung sebagai konsekuensi dari pekerjaan-Nya. mujizat-mujizat-Nya dan pengajaran-Nya dalam mewujudkan kerajaan Allah di bumi. Itulah sebabnya Ia mempersiapkan murid-murid untuk menerima risiko yang harus di tanggung-Nya.
Suasana ketika Yesus Kristus menyampaikan hal ini kepada para murid, sebenarnya secara sosial masyarakat Israel khususnya di kota Yerusalem, orang-orang sedang ramai dan bersukacita mempersiapkan hari raya Paskah. Sehingga ketika Yesus Kristus menyampaikan pergumulan-Nya kepada para murid, maka tentu suasana sukacita itu berbalik menjadi suasana yang menegangkan.
Sebagai keluarga Kristen kita pasti pernah menghadapi pergumulan dalam hidup, yang membuat kita berada pada situasi kuatir, kehilangan sukacita bahkan nyaris kehilangan harapan. Namun belajar dari Yesus Kristus, kita juga memerlukan kehadiran orang lain untuk bersama-sama menanggung pergumulan yang kita hadapi. Keterbukaan hati membagi pergumulan dengan orang lain juga diperlihatkan Yesus Kristus dalam bacaan kita hari ini.
Keluarga Kristen yang dikasihi dan diberkati Tuhan Yesus.
Kita diajak oleh firman Tuhan hari ini untuk saling peduli dalam menanggung pergumulan kehidupan. Sebab tidak ada orang yang dapat memikul beban hidupnya sendiri. Setiap orang selalu membutuhkan keterlibatan orang lain untuk bersama menyelesaikan pergumulan hidup. Seperti kata Paulus “bertolong-tolonganlah menanggung bebanmu! Demikianlah kamu memenuhi hukum Kristus”. (Galatia 6:2). Amin
Doa: Ya Yesus Kristus, berilah karni hati yang peka dan saling peduli, agar kami mampu untuk sating menolong menanggung beban kehidupan. Amin.