Lukas 6:37a
Janganlah kamu menghakimi, maka kamu pun tidak akan dihakimi.
Mengasihi Bukan Menghakimi
Keluarga Kristen yang dikasihi dan diberkati Tuhan Yesus.
Mari kita membayangkan peristiwa persidangan dalam sebuah pengadilan. Pada dasarnya, pengadilan diperuntukkan bagi orang-orang yang membawa kasus tertentu untuk diadili dan mencari kebenaran yang sesungguhnya. Ketika sebuah kasus sudah sampai di depan hakim, maka hal tersebut bukan hal yang biasa. Hakim berperan memutuskan mana pihak yang benar dan mana yang salah berdasarkan fakta dan pertimbangan hukum. Prosesnya pun akan berlangsung dengan serius, kritis dan mungkin juga menegangkan. Hakim tentunya akan memutuskan kasus dengan seadil-adilnya. Dan keputusan hakim harus diterima oleh semua pihak. Kecuali ada pihak yang tidak menerimanya dan melakukan banding ke pengadilan yang lebih tinggi. Tetapi keputusan pengadilan tertinggi yang berkekuatan hukum tetap, senang atau tidak, harus diterima semua pihak yang berperkara.
Keluarga Kristen yang dikasihi dan diberkati Tuhan Yesus.
Bagian firman Tuhan Allah yang dibaca saat ini tidak hendak mengatakan bahwa profesi Hakim itu salah, karena hakim yang mengadili, menentukan mana pihak yang benar dan mana yang salah serta menjatuhkan vonis sesuai perbuatan terdakwa (orang yang melakukan kesalahan). Bukan demikian! Maksud ayat ini, Yesus Kristus memberikan pengajaran yang mendasar dalam hidup manusia, yakni jangan menghakimi. “Janganlah kamu menghakimi, maka kamu pun tidak akan dihakimi.” Secara sederhana menghakimi di sini berarti menganggap diri benar dan bersikap sebagai “hakim” yang berhak untuk menyatakan bahwa orang lain bersalah tanpa melalui proses yang semestinya. Contoh, ada orang yang langsung menyatakan kepada seseorang bahwa ia berbuat jahat, seperti mencuri, membunuh, walaupun dalam kenyataannya tidak demikian. Mengapa hal itu terjadi? Karena mungkin di hatinya ada iri hati, dendam, cemburu sehingga seseorang dengan begitu spontan, langsung menuduh orang lain melakukan kejahatan tanpa bukti.
Keluarga Kristen yang dikasihi dan diberkati Tuhan Yesus.
Bagian Firman Tuhan Allah hari ini hendak mengingatkan kita sebagai orang percaya, dimulai dari keluarga untuk tidak menghakimi satu dengan yang lain secara sepihak. Apalagi bila dilatarbelakangi dengan iri hati, dendam dan cemburu. Bila menemui permasalahan yang menyangkut seseorang, sebaiknya ditelusuri kasusnya, dicari bukti-bukti supaya tidak salah dalam mengambil keputusan. Bila keliru atau tidak ada bukti, maka kasus itu akan berbalik kepada pelapor atau penuduh karena dianggap mencemarkan nama baik. Akhirnya dapat saja ia sendiri yang akan dihakimi dan dihukum. Hindarilah iri hati, dendam dan cemburu yang merusak hubungan di antara sesama anggota keluarga, tetangga, jemaat dan masyarakat yang berujung pada saling menghakimi. Tetapi bangunlah dan kembangkanlah sikap hidup saling mengasihi satu dengan yang lain. Kalaupun saudara atau teman berbuat kesalahan, janganlah menghakiminya. Ingatlah pesan Yesus Kristus, “Apabila saudaramu berbuat dosa, tegorlah dia di bawah empat mata. Jika ia mendengarkan nasihatmu engkau telah mendapatnya kembali.” (Matius 18:15) Tuhan Yesus memberkati. Amin.
Doa: Ya Tuhan Allah, berikanlah kami hati yang penuh kasih agar dapat memandang sesama sebagai orang-orang yang harus dikasihi. Dan jauhkanlah daripada kami sikap saling membenci, iri hati, cemburu dan dendam serta menghakimi satu dengan yang lain. Dalam nama Yesus Kristus. Amin.