Allah yang Cemburu
Nahum 1:1-2
Persekutuan keluarga yang diberkati oleh Tuhan, hari ini kita bersyukur boleh beribadah bersama, memuji dan menganggungkan nama Tuhan.
Ketika kita membaca ayat ini mungkin terlintas dalam benak kita, bahwa Allah yang kita percayai adalah Allah jahat, mengapa? Karena menggambarkan sikap Allah yang dipahami dari sudut pandang manusia (antropomorfis); cemburu, pembalas, penuh amarah, pembalas dan pendendam.
Sesungguhnya ayat ini hendak memberikan penjelasan bahwa Allah cemburu dan bertindak dalam amarah-Nya karena umat kesayangan-Nya ditindas oleh bangsa Asyur dengan segala kekejamannya. Sikap Allah ini, terkondisikan oleh kasih-Nya bagi umat-Nya. Ia tidak mau mereka mengalami siksaan dan aniaya dari bangsa Asyur.
Demikian juga dengan kita dalam persekutuan keluarga. Semestinya, kita saling melindungi, mengasihi dan menjaga setiap anggota kita. Sikap kasih terhadap anggota, perlu kita kembangkan, yang tentunya akan berdampak baik bagi orang lain. Kita akan mengasihi, menolong dan memperhatikan mereka.
Bacaan hari ini juga mengkritisi sikap kita terhadap orang lain, yaitu bersikap cemburu dalam pengertian negatif. Suatu tindakan emosional di mana kita memberikan proteksi (perlindungan) yang berlebihan kepada suami, isteri, anak atau orang yang terdekat dengan kita. Kita melarang mereka beraktivitas dengan orang lain karena cemburu buta. Semoga hal ini tidak terjadi dalam kehidupan kita. Kita dapat menempatkan diri dengan bijak dalam berinteraksi dengan sesama kita. Amin.
Doa: Tuhan Yesus, mampukanlah kami untuk dapat mengasihi dan melindungi setiap anggota keluarga kami, dan jauhkanlah dari kami sikap cemburu yang tak beralasan. Amin.