Markus 14:43
Waktu Yesus masih berbicara, muncullah Yudas, salah seorang dari kedua belas murid itu, dan bersama-sama dia serombongan orang yang membawa pedang dan pentung, disuruh oleh imam-imam kepala, ahli-ahli Taurat dan tua-tua.
Murid Yang Rela Menangkap Sang Guru
Keluarga Kristen yang dikasihi dan diberkati Tuhan Yesus.
Seorang murid biasanya sangat menghormati gurunya sebab dari sang guru, ia diajarkan untuk membaca, menulis dan menghitung ketika ada di sekolah. Murid belajar banyak hal dari gurunya dan guru yang selalu membimbing dengan kasih sayang kepada sang murid. Namun apa jadinya kalau murid rela menjual, bahkan datang sendiri untuk menangkap gurunya? Inilah yang terjadi kepada Yesus Kristus. Murid-Nya yang bernama Yudas Iskariot menjual-Nya kepada imam-imam kepala dan mencari waktu yang baik untuk menangkap Yesus Kristus. Yudas Iskariot mengetahui kapan Yesus Kristus menyendiri atau mungkin hanya ditemani oleh beberapa murid saja.
Keluarga Kristen yang dikasihi dan diberkati Tuhan Yesus
Yudas Iskariot tidak datang sendirian. Ia ditemani oleh pasukan yang membawa pedang dan pentung. Yudas Iskariot tidak mau mengambil risiko menangkap Yesus Kristus sendiri. Sebab ia tahu akan dihalangi oleh teman-temannya dan pengikut Yesus Kristus. Yudas Iskariot memakai kekuasaan ahli-ahli Taurat dan imam-imam kepala untuk memuluskan rencananya menangkap Sang Guru yang sudah ia jual kepada mereka. Dia tahu bahwa ahli-ahli Taurat dan imam-imam kepala mempunyai hubungan yang baik dengan penguasa dan akan memberikan bantuan tantara. Dukungan penuh penguasa dinyatakan dengan hadirnya pasukan yang membawa sejata lengkap.
Keluarga Kristen yang dikasihi dan diberkati Tuhan Yesus.
Yudas Iskariot murid tega menjual dan menangkap gurunya. Seorang Guru yang seharusnya dihormati, tetapi sebaliknya dijual dengan 30 keping perak. Kita tentu mempertanyakan di mana hati nurani seorang murid yang rela menjual Gurunya? Apalagi Yesus Kristus bukan guru biasa, melainkan Guru Agung yang sudah banyak melakukan mujizat dan membawa kabar sukacita. Yudas Iskariot melihat langsung bagaimana Yesus Kristus melakukan pelayanan-Nya dengan segenap hati tanpa memperhitungkan diri-Nya sendiri. Namun ia tetap tega dan rela menjual Gurunya.
Keluarga Kristen yang dikasihi dan diberkati Tuhan Yesus
Sebagai keluarga Kristen, kita belajar dari pembacaan hari ini untuk menghargai setiap pengorbanan dan perhatian orang lain, apakah suami, istri, orangtua, anak-anak, kakak, adik, saudara-saudara dan sahabat. Menghargai mereka yang sudah membantu kita untuk meraih keberhasilan dan kesuksesan. Jangan karena rasa iri hati, dengki dan cemburu, kita tega dan rela “menjual” mereka yang ada di sekitar kita. “Menjual” dalam arti kata menjatuhkan, menjerumuskan, menjelekkan orang-orang yang dekat dengan kita supaya mereka gagal dan hanya kita yang berhasil. Bangunlah kebersamaan dengan sikap saling menghormati dan menghargai dimulai dari keluarga. Tuhan Yesus Kristus memberkati. Amin.
Doa: Ya Tuhan Allah, mampukan kami untuk saling menghormati dan menghargai satu dengan yang lain, sehingga terhindar dari sikap mementingkan diri sendiri dan menjatuhkan orang lain. dalam nama Yesus Kristus kami berdoa. amin.