Matius 26:8-9
(8) Melihat itu murid-murid gusar dan berkata: ”Untuk apa pemborosan ini?
(9) Sebab minyak itu dapat dijual dengan mahal dan uangnya dapat diberikan kepada orang-orang miskin.”
HATI YANG RELA MEMBERI
Keluarga Kristen yang dikasihi dan diberkati Tuhan Yesus.
Dalam realitas kehidupan bergereja, sering kita temui ada orang yang dengan kerelaan yang sangat besar selalu memberikan sesuatu yang sangat berharga untuk pelayanan gereja. Tetapi kita juga menemukan ada orang-orang tertentu yang mengeritik bahkan menganggap orang yang memberi itu sombong (dianggap cari muka). Sebaliknya ada orang-orang tertentu yang tidak mau, bahkan tidak pernah memberi atau menyumbang sesuatu, tetapi penuh dengan kritikan.
Menghayati minggu-minggu sengsara, kita diajar untuk tidak mengikuti sikap Para murid yang gusar terhadap perempuan yang meminyaki Yesus Kristus yang menganggap perempuan itu melakukan pemborosan. Sikap ini nampaknya merupakan ekspresi dari iri hati atau dengki karena mereka tidak dapat melakukan hal yang sama seperti perempuan itu. Sebab minyak itu dapat dijual dengan mahal dan uangnya dapat diberikan kepada orang-orang miskin sebenarnya hanya sebuah alasan untuk menutupi kekurangan dan ketidakmampuan mereka. Padahal yang dilakukan perempuan ini bukanlah sebuah pemborosan, bukan juga mengabaikan orang miskin, melainkan bentuk tindakan perhatian dan kasih perempuan itu kepada Yesus Kristus.
Keluarga Kristen yang dikasihi dan diberkati Tuhan Yesus.
Dalam kehidupan di masa kini memang kita sering menemukan model dan gaya hidup yang hedonis, yang nampaknya sudah menjadi suatu kebiasaan. Dan bukan hanya pada orang-orang kaya, melainkan menjadi bagian hidup dari hampir semua orang. Seperti perkataan yang sering kita dengar “yang penting hari ini bahagia, kalau ada tada kalo nyanda haga” Yang akhirnya terjadi pemaksaan dalam penggunaan uang. Sehingga tidak sedikit orang yang terjebak pada model hidup “gall lobang, tutup lobang” cari hari ini, makang hari ini, besok nanti cari ulang”
Sebagai keluarga Kristen pada perayaan minggu sengsara seperti ini, kita juga dibawa untuk menghayati apa yang disebut dengan puasa diakonal. Hal ini harus dimengerti bahwa ada keinginan hidup yang harus kita kekang, misalnya beberapa persen dari belanja harian kita disisihkan menjadi persembahan. Keinginan yang dikekang itulah yang disebut “puasa diakonal”. Dan dalam praktiknya, puasa diakonal adalah menolong orang yang lemah, mengunjungi orang yang terpenjara, menolong orang yang berkekurangan, miskin dan sebagainya. Marilah kita melakukan semuanya ini sambil mengarahkan hati dan iman kita pada Yesus Kristus yang menderita sengsara karena dosa kita. Amin.
Doa: Ya Yesus Kristus, mampukan kami untuk memberi pertolongan dan membantu orang yang ada dalam kesusahan dengan kerelaan yang tulus. Amin.