Janganlah Bersembunyi di Hadapan Tuhan
Kejadian 3:9-13
Kehadiran Allah di taman itu dan memanggil manusia, membuat manusia tak mampu bertahan dalam persembunyiannya. Bersembunyi adalah tindakan sia-sia. Mengaku dan merendahkan diri itulah yang disukai Tuhan dari umat-Nya. Daripada tersiksa oleh rasa malu dan rasa takut oleh dosa maka manusia dan isterinya datang kepada Tuhan.
Keadaan malu karena telanjang menciptakan rasa takut. Tanpa disadari manusia sering menyembunyikan atau memproteksinya untuk menjaga harga diri di hadapan sesama namun tidak demikian di hadapan Tuhan. Segala sesuatu begitu telanjang atau terbuka di hadapan-Nya. Rasa malu dan rasa takut akan kesalahan dan pelanggaran, seharusnya menyadarkan kita, tidak ada yang dapat mendustai diri sendiri apalagi berdusta di hadapan Tuhan.
Tuhan Allah selalu hadir di tengah-tengah hidup kita sebagai keluarga Kristen. Ia mengerti dan peduli terhadap persoalan kita. Suara firman-Nya selalu memanggil kita untuk hidup dekat dengan Dia, jujur dan benar di hadapan-Nya.
Firman Tuhan mengajarkan keluarga kita untuk merendahkan diri, tidak menyembunyikan kesalahan atau tidak melemparkan dan menyalahkan pihak lain sebagai upaya membenarkan diri.
Sebagai orang tua atau anak-anak, kita juga diajak saling berkomunikasi satu sama lain, menceritakan kelebihan ataupun kekurangan kita ataupun hal-hal yang kita hadapi setiap hari. Janganlah malu dan menyembunyikan diri untuk berbicara dari hati ke hati di antara suami-isteri, orang tua dan anak-anak. Melalui komunikasi yang intens apapun masalah dapat kita hadapi bersama. Amin.
Doa: Ya Tuhan, kami sering tersiksa oleh rasa takut dan malu. Tolonglah kami untuk menghalau perasaan ini, agar kami menikmati rasa aman dalam teduhnya kasih-Mu. Amin.