Kemahakuasaan Allah yang Memulihkan
Wahyu 21:15-17
Dalam iman orang percaya, selalu ada pengakuan bahwa segala sesuatu yang terjadi dalam kehidupan ini adalah kehendak Tuhan. Artinya Tuhan memiliki hak istimewa untuk menyatakan kehendak-Nya. Oleh karena itu kehendak Tuhan tidak hanya dipahami dengan ketika kita ada dalam situasi bahagia, tetapi juga dalam situasi yang sulit.
Yohanes mengungkapkan penglihatannya tentang sosok Ilahi “dan ia, yang berkata-kata dengan aku … ”.Dalam penglihatan Yohanes, makhluk Ilahi tersebut adalah seorang malaikat yang menyatakan kemahakuasaan Allah yang akan berlaku bagi umat-Nya. Makhluk Ilahi tersebut melaksanakan tugas untuk mengukur bangunan-bangunan di kota yang dipulihkan itu. Dengan dipulihkannya kota tersebut, maka jelaslah bahwa kemahakuasaan Allah terpancar lewat makhluk Ilahi yang dilihat Yohanes tersebut. Dengan demikian jelas bahwa pemulihan yang dialami oleh umat Tuhan adalah atas dasar kemahakuasaan Allah yang dinyatakan-Nya untuk membebaskan umat-Nya yang hidup dalam situasi yang menderita.
Oleh karena itu orang percaya harus meyakini kemahakuasaan Allah dalam kehidupannya. Ketika keadaan atau situasi kita dari yang sulit kemudian dipulihkan itu bukan berarti karena kehebatan kita sebagai manusia, tetapi semata-mata karena kemahakuasaan Allah.
Sebagai keluarga Kristen, memberi posisi yang utama pada kehendak Allah dalam kehidupan manusia adalah hal yang paling penting. Kemahakuasaan Allah akan membuat kita tidak menjadi orang yang tinggi hati ataupun mengandalkan kemampuan sendiri. Kita harus mengedepankan kemuliaan Tuhan dalam kehidupan keluarga, supaya damai sejahtera Allah melingkupi keluarga yang diberkati-Nya. Amin.
Doa: Ya Tuhan, biarlah kami selalu mengutamakan kemahakuasaan-Mu dan kehendak-Mu dalam kehidupan kami ini. Jangan kehendak kami yang jadi tapi kehendak-Mulah yang jadi. Amin.