Lukas 22:25-27
(25) Yesus berkata kepada mereka: “Raja-raja bangsa-bangsa memerintah rakyat mereka dan orang-orang yang menjalankan kuasa atas mereka disebut pelindung-pelindung.
(26) Tetapi kamu tidaklah demikian, melainkan yang terbesar di antara kamu hendaklah menjadi sebagai yang paling muda dan pemimpin sebagai pelayan.
(27) Sebab siapakah yang lebih besar: yang duduk makan, atau yang melayani? Bukankah dia yang duduk makan? Tetapi Aku ada di tengah-tengah kamu sebagai pelayan.
PEMIMPIN SEBAGAI PELAYAN
Keluarga Kristen yang dikasihi dan diberkati Tuhan Yesus.
Pada ayat 26, Yesus Kristus mengajarkan model kepemimpinan yang berbeda dengan apa yang dijalankan oleh dunia. Model kepemimpinan ini begitu kontras dengan apa yang terjadi dalam kehidupan kita. Jika di dunia, kedudukan, kekuasaan dan jabatan yang tinggi makin menunjukkan kekuatan dan kebesaran dari seseorang, justru lain halnya dengan apa yang diajarkan oleh Yesus Kristus. Ia mengajarkan bahwa kebesaran sejati dalam kerajaan Allah adalah ketika menjadi yang paling muda dan menjadi pemimpin yang melayani. Menjadi yang paling muda berarti memiliki sikap banyak mendengar dan menghormati orang lain. Sedangkan menjadi seorang pelayan berarti memiliki sikap kerelaan dan rendah hati untuk melayani orang lain. Sehingga kita hidup bukan hanya untuk diri sendiri.
Keluarga Kristen yang dikasihi dan diberkati Tuhan Yesus.
Yesus Kristus yang seharusnya layak disembah justru berkata pada ayat 27, “Aku ada di tengah-tengah kamu sebagai pelayan.” Sehingga dapat dipahami menjadi yang terbesar dalam Kerajaan Sorga adalah justru menempatkan diri sebagai pelayan. Kemudian, sikap murid-murid yang berselisih soal siapa yang terbesar di antara mereka tidak ditanggapi-Nya dengan marah. Yesus Kristus sebenarnya memiliki hak untuk marah kepada murid-murid-Nya karena para murid tidak mengerti dengan apa yang Ia bicarakan selama beberapa lama sebelum Ia ditangkap, disalibkan seperti seorang penjahat.
Keluarga Kristen yang dikasihi dan diberkati Tuhan Yesus.
Ketika kita diberi tanggung jawab oleh Tuhan Allah menduduki suatu jabatan, lihatlah itu sebagai anugerah-Nya dan jalankan tanggung jawab tersebut untuk memuliakan nama-Nya bukan untuk diri sendiri. Sebab jika orientasi kita untuk kepentingan sendiri kita, maka tidak akan mencerminkan pemimpin sebagai pelayan. Untuk itu biarlah dalam segala tugas tanggung jawab pekerjaan dan pelayanan, kita benar-benar memiliki hati sebagai hamba yang melakukannya dengan sukacita seperti yang diteladankan oleh Yesus Kristus. Sehingga kehidupan kita dapat menjadi berkat bagi kita dan bagi banyak orang. Amin.
Doa:Ya Tuhan Allah, mampukan kami untuk hidup terus dalam kerendahan hati dan memiliki hati sebagai hamba yang mau melayani orang lain dengan kasih seperti yang sudah Yesus Kristus teladankan bagi kami. Amin.