Matius 27:28-30
(28) Mereka menanggalkan pakaian-Nya dan mengenakan jubah ungu kepada-Nya.
(29) Mereka menganyam sebuah mahkota duri dan menaruhnya di atas kepala-Nya, lalu memberikan Dia sebatang buluh di tangan kanan-Nya. Kemudian mereka berlutut di hadapan-Nya dan mengolok-olokkan Dia, katanya: ”Salam, hai raja orang Yahudi!”
(30) Mereka meludahi-Nya dan mengambil buluh itu dan memukulkannya ke kepala-Nya.
Jangan membalas hinaan!
Keluarga Kristen yang dikasihi dan diberkati Tuhan Yesus.
Pernahkah saudara diolok-olok atau dihina? Bagaimanakah perasaan mendengar penghinaan itu? Mungkin ada yang marah, emosi, dendam dan sebagainya. Mungkin ada yang menyikapi dengan sabar, positif thingking dan mengendalikan diri. Atau mungkin membalas perlakukan itu dengan tindakan yang sama seperti ungkapan “gigi ganti gigi, mata ganti mata.” Bagaimana seharusnya kita menyikapinya?
Yesus Kristus mengalami penghinaan, diolok-olok oleh para serdadu. Jubah-Nya ditanggalkan artinya ditelanjangi. Melucuti pakaian di depan banyak orang merupakan tindakan mempermalukan, mengingat tradisi orang Yahudi dengan aturan yang ketat soal pakaian. Kemudian Yesus Kristus dipakaikan jubah ungu. Biasanya jubah ungu dikenakan para raja, bangsawan atau penguasa. Sesudah itu la dipakaikan mahkota duri. Mahkota tanda kemuliaan seorang raja tapi mahkota dun yang dipakaikan di kepala Yesus Kristus adalah suatu penghinaan. Betapa sakitnya ketika mahkota dun tertancap di kepala-Nya. Sebatang buluh ditaruh di tangan kanan seakan-akan tongkat kerajaan, lalu mereka berlutut seolah menyembah-Nya sebagai raja. Mereka berkata “Salam hai raja orang Yahudi” lalu meludahi-Nya dan memukuli kepala-Nya.
Membayangkan keadaan yang dialami Yesus Kristus sungguh sangatlah menyakitkan dan menyedihkan. Penghinaan yang bertubi-tubi, siksaan jasmani dan batin dialami-Nya, tapi Yesus Kristus sabar dan tabah menjalaninya. Yesus Kristus tidak melawan atau memberontak padahal dapat saja la melawan dan membalas karena la Maha Kuasa. Namun karena misi-Nya adalah menyelamatkan manusia dan sengsara adalah jalan yang hams dilalui-Nya.
Keluarga Kristen yang dikasihi dan diberkati Tuhan Yesus.
Kita berada di era digitalisasi di mana media sosial seperti WhatsApp, FaceBook, Instagram dan lain sebagainya seringkali disalahgunakan menjadi sarana menghina, mencela atau membully. Kata-kata yang tidak sopan, kasar, menyakitkan, hoax pada akhimya menimbulkan perselisihan, permusuhan bahkan tindakan kejahatan. Orang yang tidak sabar dihina berupaya membalas dan akhimya melakukan tindakan melawan hukum. Sebagai keluarga Kristen kita diingatkan untuk menyampaikan hal-hal yang baik. Jangan menghina, mengolok-olok dan mencela orang lain! Kalaupun kita mengalami penghinaan atau sikap kasar, “Janganlah membalas kejahatan dengan kejahatan; lakukanlah apa yang balk bagi semua orang! Janganlah kamu kalah terhadap kejahatan, tetapi kalahkaniah kejahatan dengan kebaikan! (Rm. 12:17,21) Sikapilah sebagai seorang beriman yang mengasihi sesama seperti mengasihi diri kita sendiri. Hadapi berbagai realitas pergumulan kehidupan dengan sabar dan selalu mengandalkan Tuhan. Amin
Doa: Ya Tuhan, adakalanya kami menghadapi kenyataan yang pahit dalam hidup. Dihina dan diperlakukan dengan tidak baik. Kami membuka diri untuk dikuasai Roh-Mu agar dapat bersikap sesuai kehendakMu. Amin.