DODOKUGMIM.COM, MINUT – Jarum jam menunjuk pukul 11.00 Wita, saat tiba di Rumah Sakit Tonsea Airmadidi, Selasa (1/8/2019). Seperti disambut terpaan angin suasana sejuk menyergap. Kehangatan kian terasa dengan adanya sambutan hangat sejumlah tenaga medis yang sedang dinas di gedung dua lantai itu.

Rumah sakit yang dikepalai dr. Billy Manengkey, M.Kes, dulunya adalah sebuah rumah yang ditinggali pendeta belanda yang melayani di Klasis Airmadidi. “Pastori ini dihibahkan kepada jemaat GMIM di Airmadidi untuk dijadikan klinik kesehatan,” tutur Manengkey, saat ditemui di ruang kerjanya.
Klinik kesehatan ini kemudian ditingkatkan menjadi rumah sakit umum, yang diresmikan pada 1 Desember 2016 dengan nama Rumah Sakit Umum Tonsea Airmadidi. “Pelayanan kesehatan ini sebenarnya dirintis sejak abad 19 oleh para zending. Kini pelayanan kesehatan GMIM semakin meningkat. Di rumah sakit ini pun perbaikan terus kami lakukan,” jelas Mamangkey.
Rumah Sakit yang terletak di Jl. A. Mononutu Sarongsong I Kecamatan Airmadidi ini berdiri di lahan seluas 6013 m2 dengan luas bangunan 1362,82 m2. Pada bangunan lantai satu terdapat ruang perawatan, poliklinik, Unit Gawat Darurat, Ruang Bayi, Ruang Bersalin. Lantai dua “Semuanya ada 39 tempat tidur untuk rawat inap mulai dari ruang perawatan kelas utama, kelas I, II hingga III,ruang bersalin, dan ruang binatu,” tambah Manengkey seraya memastikan pembangunan di lantai dua sedang digenjot.
Pelayanan prima menjadi target yang diusahakan oleh semua pekerja rumah sakit setiap harinya. “Keramahan, senyuman dan ketepatan penanganan harus menjadi warna pelayanan. Hal ini selalu diingatkan kepada semua pekerja untuk dilakukan setiap hari,” tegas Manengkey.

Memaksimalkan pelayanan ini, lanjut dia, penanganan kesehatan yang dilayani meliputi rawat inap, antara lain pelayanan kesehatan kebidanan dan kandungan sekaligus perawatan untuk bayi baru lahir, pelayanan kesehatan mata dilengkapi dengan kamar operasi. Selain itu, ada juga rawat jalan berupa poli penyakit dalam, poli kebidanan dan kandungan dilengkapi fasilitas USG, poli anak, poli mata, poli kesejahteraan ibu dan anak, serta ruang rawat darurat 1×24 jam.
“Ada juga apotik, laboratorium, radiologi, intalasi gizi, pemulasaran jenazah, pelayanan pastoral dan social medik,” tambah Manengkey seraya menegaskan motto yang diusung dalam pelayanan yaitu SMILE yang merupakan singkatan dari Senyum, Mutu, Inovatif, Lengkap, Empati.
Rumah Sakit Tonsea dilayani sebelas dokter, terdiri dari empat dokter umum, tiga dokter spesialis penyakit dalam, satu dokter spesialis bedah, satu dokter spesialis kandungan, satu dokter spesialis anak, dan satu dokter spesialis mata. “Ada 20 perawat, empat bidan, satu apoteker,2 analis dan tenaga kerja nonmedis sejumlah enam orang,” jelas Manengkey.
Dari semua pekerja tersebut, terdapat 11 orang tenaga kontrak. “Meski belum pekerja tetap, saya selalu berusaha memberikan yang terbaik dalam pelayanan. Hanya dengan begitu saya turut serta membangun rumah sakit ini, meski banyak kali menghadapi pasien yang tidak sabar, suka marah-marah,” ujar Jensilia Walintukan, Perawat di ruang rawat inap.
Mengusung Visi menjadi rumah sakit pilihan masyarakat Minahasa Utara, Rumah Sakit Tonsea Airmadidi menyelenggarakan program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). “Kami melayani pasien BPJS dengan rujukan berjenjang,” ucap Manengkey.
Pelayanan yang terus dimaksimalkan tersebut mendapat apresiasi dari sejumlah pasien, Zet Sumampow, anggota Jemaat GMIM Sion Matungkas, mengaku sangat terbantu. “Pelayanan di rumah sakit ini cukup cepat dan ramah. Dokter sangat terbuka untuk bicara dengan pasien, juga perawat yang rutin mengecek keadaan pasien,” tutur dia.
Hal senada diungkapkan Anice Bawiling. “Rumah Sakit ini pelayanannya bagus, kalau tidak, saya tidak memilih untuk datang disini. Fasilitasnya cukup bagus, perawat ramah, suasana juga nyaman,” ungkap anggota Jemaat GMIM Betania Kawangkoan ini, yang ditemui tengah melakukan pengobatan mata.(dodokugmim/joukeollivia)