Ada pepatah “Tak ada kawan dan lawan abadi, yang abadi hanyalah kepentingan.” Hal ini mencerminkan seseorang yang sulit ditebak, mudah berubah, dan sulit diatur, serta mengambil keuntungan. Namun bagaimana kalau hal ini terjadi dibidang kerohanian? Mengacu pada Firman Tuhan dalam Injil Yohanes 13:21-30, kata-kata Yesus yang disampaikan oleh Yohanes adalah bagian pesan-pesan yang diucapkan pada perjamuan malam terakhir bersama murid-murid-Nya. Yesus menyebutkan, salah seorang dari mereka akan menyerahkan-Nya.
Hubungan antara Guru – murid pada saat itu mulai terganggu oleh kekuatan gelap, hal ini terlihat dari murid-murid yang tidak mengerti kemana arah kata-kata itu, sehingga Petrus murid yang dikasihi-Nya bertanya siapa yang dimaksud. Yesus menjawab bahwa orang yang dimaksud ialah dia yang akan diberiNya roti sesudah mencelupkannya, kemudian Yesus memberikannya kepada Yudas. Yesus sadar betul akan hal ini bahkan mengetahui rencana Yudas, dapat kita baca dalam Yohanes 13:10-11. Yesus tahu kejahatan, kelicikan dan rencana Yudas untuk mengkhianati Dia, tetapi Yesus mengasihi Yudas walaupun hatinya sangat sedih. Perasaan gundah Yesus rasakan karena pengkhianatan yang akan dialamiNya oleh murid yang dipilih-Nya tapi juga sahabat. Dalam Matius 26:50 “Yesus menyebut dia teman” dan dalam Mazmur 41:10 “Bahkan sahabat karibku yang kupercayai, yang makan rotiku, telah mengangkat tumitnya terhadap aku.”
Yudas Iskariot adalah murid dan orang kepercayaan Yesus. Ia bendahara dalam kelompok para murid. Bahkan didasarkan pada nama “Iskariot” yang berasal dari kata “Sikarios” (Latin) artinya pembawa pisau belati. Bahwa pemahaman Yudas akan Yesus seorang pemimpin atau raja dunia yang akan membebaskan mereka dari jajahan Romawi. Jadi Yudas memiliki pengharapan mesionik yang bersifat politik karena itu tidak heran kalau ia juga ikut berpolitik praktis. Ia yang berkawan dengan Yesus kemudian berubah menjadi penjual Yesus hanya demi 30 keping perak. Pantaslah jika Yesus sangat terluka, orang yang selama ini bersama dengan Dia malah bersekongkol menyerahkan diriNya. Ini membuktikan pepatah “tidak ada kawan atau lawan abadi”.
Lewat pembacaan firman ini kita dituntun untuk menjauhkan diri dari rencana-rencana jahat sebaliknya merencanakan hal-hal yang baik. Berbahagialah kita yang tidak memiliki rencana jahat seperti Yudas yang dipengaruhi iblis untuk mengkhianati Dia. Tetapi sebaliknya mengasihi Tuhan Yesus Kristus yang memiliki rencana indah dan sempurna bagi kita semua, dan yang terus melimpahkan kasih setia dan kasih karuniaNya kepada kita.
Mari Mengasihi Tuhan dan melayani Dia tanpa ada kepentingan dan tujuan pribadi yang jahat, mari mencintai gereja dengan iman yang teguh, dan dengan sukacita memberitakan injil kerajaan Allah kepada semua orang, percayalah walau dalam pergumulan, tekanan dan godaan kehidupan, kita mendapatkan kekuatan dari Tuhan Yesus yang telah menebus dosa-dosa kita. Selamat memasuki minggu sengsara yang ketiga, Tuhan Yesus memberkati. Amin