Saudara-saudara yang dikasihi Yesus Kristus,
Kata Gereja dalam Alkitab Perjanjian Baru menunjuk pada kata Jemaat dalam bahasa Yunani “ekidesia” yang berarti kumpulan orang yang percaya kepada Yesus Kristus yang dipanggil keluar dari `gelap’ dan masuk ke dalam `terang’. Murid-murid Yesus dimasa lalu, seperti juga kita orang yang telah percaya kepada-Nya ada karena `dipilih’ Allah dalam Yesus Kristus. Ia yang telah memilih dan menyelamatkan kita. Karena itu, kita yang telah percaya kepada-Nya telah menjadi Satu Tubuh di dalam Dia. Untuk itulah kita akan merenungkan Tema: `SUPAYA GEREJA MENJADI SATU’ yang diangkat dari Injil Yohanes 17: 1-26 di Hari Ulang Tahun GMIM Bersinode ke-88 tahun 2022.
Saudara-saudara yang dikasihi Yesus Kristus,
Bacaaan Alkitab Injil Yohanes 17: 1-26 ini merupakan doa Yesus bagi murid-murid-Nya dan juga kepada semua orang yang percaya kepada-Nya oleh pemberitaan para murid. Konteks bacaan Alkitab ini berada dalam suatu situasi dimana Yesus akan mengalami masa-masa sengsara dan penderitaaanNya yang dilakukan oleh pimpinan agama Yahudi berkolaborasi dengan pemerintah Romawi sebagai penjajah. Kita tentu dapat `membayangkan’ situasi ketika itu. Yesus Kristus dalam pelayanan-Nya sejak awal telah mendapat `perlawanan’ dari pimpinan agama Yahudi dan tua-tua Israel. Mereka selalu berusaha dengan berbagai cara untuk membunuh Yesus dan murid-murid-Nya. Semua usaha mereka tidak berhasil karena belum waktunya bagi Yesus untuk mengalami kematian. Memang untuk lebih jelas memahami bagian Alkitab ini, sebaiknya kita membaca bagian perikop sebelumnya dari Pasal 16 ayat 16-33. Sebagai contoh ungkapan pada ayat 16: “Tinggal sesaat saja dan kamu tidak melihat Aku lagi dan tinggal sesaat saja pula dan kamu akan melihat Aku “
Saudara-saudara yang dikasihi Yesus Kristus,
Dalam kondisi “genting” seperti itu, Yesus tahu bahwa murid-murid-Nya akan tergoncang iman dan merasa ketakutan serta akan tercerai-berai ketika Yesus akan ditangkap dan mengalami penderitaaan dan kematian. Oleh karena itu, teks Alkitab ini menceritakan bagaimana kesiapan Yesus Kristus menghadapi kondisi ini dan bagaimana ketidaksiapan muridmurid-Nya menghadapi kondisi ini. Oleh karena itu, Yesus berdoa syukur kepada Bapa-Nya, dan berdoa permohonan khusus bagi murid-murid-Nya dan orang-orang yang percaya dari hasil pemberitaan mereka.
Dari ayat 1-8 , kita mengerti esensi ungkapan: “Bapa, telah tiba saatnya permuliakanlah Anak-Mu supaya Anak-Mu mempermuliakan Engkau dan seterusnya sampai ayat 8.” Doa Yesus untuk diri-Nya di sini tentu berbeda seperti doaNya di Taman Getsemani. Doa di Taman Getsemani sebagai doa perrnohoan khusus untuk kiranya cawan penderitaan tidak dialaminya. Tetapi doa di sini adalah doa sebagai tanda kesiapan Yesus Kristus untuk menghadapi penderitaan dan kematian-Nya. Sekalipun memang dalam doa ini, kata “permuliakanlah” terkandung maksud tidak hanya menunjuk pada kematian Yesus, tetapi juga tentu pada Kebangkitan-Nya. Saudara-saudara yang dikasihi Yesus Kristus
Mulai ayat 9-26, Yesus berdoa untuk murid-murid-Nya dan orang yang menerima pemberitaan mereka. Doa ini ini menjadi penting bagi murid-murid-Nya, karena dalam waktu yang tidak lama Yesus Kristus tidak akan bersama-sama lagi secara fisik dengan mereka. Yesus Kristus tahu apa yang akan terjadi ketika Dia tidak bersama-sama lagi secara fisik dengan mereka. Kita lihat dalam pasal 16 ayat 16: ” Tinggal sesaat saja dan kamu tidak melihat Aku lagi dan tinggal sesaat saja pula dan kamu akan lihat Aku lagi”. Yesus Kristus berbicara bahwa ada masa Dia tidak akan bersama mereka lagi secara fisik di dunia. Berarti akan terjadi perpisahan. Perpisahan di sini secara manusia, akan membawa dukacita bagi para murid. Pasal 16: ayat 20, “Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya kamu akan menangis dan meratap, tetapi dunia akan mengembira, kamu akan berdukacita…..” Pasal 16: ayat 32: “Lihat saatnya datang bahkan sudah datang, bahwa kamu dicerai-beraikan masing-masing ke tempatnya sendiri dan kamu meninggalkan Aku seorang diri….” Kondisi seperti ini yang terjadi nanti, karena itu, doa permohonan khusus kepada Bapa-Nya menjadi penting dalam teks bacaan Alkitab kita ini. Yesus Kristus tidak berdoa lagi untuk diri-Nya, tetapi Ia berdoa untuk murid-murid-Nya. Dalam doa Yesus Kristus ini ada katakata penting seperti bahwa murid-murid-Nya adalah “MilikMu” (ayat 9); “tetapi mereka masih dalam dunia” (ayat 12); “peliharalah mereka dalam nama-Mu” (ayat 12); dunia akan membenci mereka, karena mereka bukan dari dunia” (ayat 14); “Supaya Engkau melindungi mereka dari yangjahat” (ayat 15); “Kuduskanlah mereka dalam kebenaran..” (ayat 17). Ungkapan-ungkapan doa Yesus Kristus ini memberi arti bahwa Yesus Kristus sangat mengasihi mereka yang masih harus berjuang untuk memberitakan Inji1, tapi harus berhadapan dengan “mereka” yang membenci mereka.
Saudara-saudara yang dikasihi Yesus Kristus,
Mulai ayat 21 semakin jelas, Yesus Kristus banyak berbicara tentang pentingnya arti menjadi “satu”. Bukan hanya dipahami supaya mereka sebagai murid untuk menjadi satu, tetapi sesungguhnya Yesus Kristus dan Bapa adalah satu. Dalam ayat 22-23 menjadi penting untuk kita perhatikan • “Supaya mereka menjadi satu, sama seperti Kita adalah satu. Aku di dalam mereka dan Engkau di dalam Aku supaya mereka sempurna menjadi satu….”. Ada beberapa hal yang perlu dijelaskan dalam perenungkan ini bahwa: Pertama: Yesus dan Bapa adalah satu (band. Yohanes 1: 1,14 ). Kesatuan ini tidak bisa dipisahkan, karena berbicara Anak adalah berbicara Bapa. Kedua-Nya adalah satu. Kedua, bahwa kesatuan murid dengan Yesus dan Kristus dengan Bapa tidak berarti kesatuan dalam hakikat Bapa dan Anak, tetapi menunjuk pada kesatuan dalam arti persekutuan. Itulah juga sebenarnya yang mau didoakan Yesus kepada Bapa “supaya mereka semua menjadi satu ” ayat 21. Dalam Kondisi genting seperti ini, Yesus memohon kepada Bapa supaya murid-murid-Nya dan mereka yang percaya oleh pemberitaan murid-murid, supaya dipelihara, dilindungi dan dikuduskan dalam pelayanan mereka di dunia. Mereka harus dipelihara, dilindungi dan dan dikuduskan supaya mereka tetap kuat, kokoh, mengasihi dan tetap satu melanjutkan pelayanan pemberitaaan Injil. Yesus tidak berbicara menjadi satu dalam kepribadian, latar belakang suku, budaya dan tradisi, tetapi Yesus bermaksud untuk menjadi satu dalam spiritualitas. Dalam bahasa Rasul Paulus menjadi sehati, sepikir dalam satu kasih, walaupun mereka berbeda.
Saudara-saudara yang dikasihi Yesus Kristus, Itulah juga pergumulan panjang gereja di dunia dan Indonesia untuk memahami menjadi Gereja Kristen Yang Esa (Satu). Dalam semangat Oikumenis, gereja-gereja akhimya sepakat menjadi satu tidak harus menjadi satu dalam organisasi. Artinya semua denominasi gereja melebur menjadi satu organisasi, tetapi kita tetap berbeda dengan masing-masng organisasi gereja dengan latar belakang budaya dan tradisi gereja. Kita berbeda, tetapi kita satu sebagai tubuh Kristus yang tidak dibatasi dengan denominasi gereja. Dalam semangat sebagai SATU TUBUH KRISTUS, seharusnya kita menyadari bahwa sesungguhnya GEREJA YANG SATU adalah Gereja yang menempatkan YESUS KRISTUS sebagai KEPALA. Semua denominasi gereja hanyalah alat, tetapi orang-orang yang percaya diberbagai tempat dan waktu adalah milik Tuhan Yesus Kristus. Kesadaran ini kiranya menjadikan kita sebagai GMIM yang sedang merayakan HUT GMIM BERSINODE ke88 terus menghayati panggilannya untuk Bersekutu, Bersaksi dan Melayani (Berdiakonia). Tetap menjadi Gereja yang OIKUMENIS dalam kebersamaan dengan semua denominasi gereja yang ada di dalam dunia. Kita tetap menjadi berkat baik sebagai sebuah institusi, maupun sebagai orang-orang yang percaya dimanapun berada. Selamat Merayakan HUT GMIM BERSINODE ke-88. Tuhan Yesus memberkati. Amin