
Saudara-saudara jemaat yang kekasih dalam Tuhan kita Yesus Kristus.
Kita terus bersyukur kepada Tuhan Yesus Kristus, Kepala Gereja kita yang senantiasa menuntun dan memberkati kita sebagai Gereja-Nya yang diberi tugas dan tanggungjawab untuk melayani umat-Nya di dunia ini. Sejak dahulu, dari zaman para nabi dalam Perjanjian Lama, hingga zaman Para Rasul dalam Perjanjian Baru, sampai pada saman kita sekarang, tugas dan tanggungjawab melayani, ini menjadi warisan iman yang harus dipastikan untuk diteruskan dari generasi ke generasi.
Bacaan Alkitab saat ini menunjukkan tentang kerinduan besar Rasul Paulus yang ingin supaya proses pewarisan iman itu terus dilakukan. Nampak jelas bahwa dorongan itu secara khusus disampaikan kepada Timotius sebagai teman sekerja, yang walaupun usianya lebih muda dari pada dia, tetapi oleh karena potensi dan semangatnya dalam bermisi, sehingga dorongan sebagai seorang mentor rohani terus diberikan oleh Rasul Paulus. Diawali dengan kalimat yang berfungsi sebagai sumpah, ”Di hadapan Allah dan Kristus Yesus yang akan menghakimi orang yang hidup dan yang mati…” (ay.1), ini dimaksudkan untuk memberikan penekanan dan penegasan tentang pentingnya nasihat-nasihat yang akan disampaikan berikutnya. Sebab ada pemahaman yang secara mendalam melekat dalam diri Yesus Kristus, bahwa Dia yang sudah datang sebagai Juruselamat, akan datang lagi kelak untuk menghakimi, yang berarti bahwa Dialah yang akan memutuskan seseorang bersalah atau tidak. Yang sangat mengejutkan dari konsep penghakiman ini adalah bahwa ini nantinya akan berlaku bukan hanya kepada mereka yang masih hidup tetapi juga kepada mereka yang sudah mati.
Karena pentingnya pesan ini sehingga terungkaplah ajakan untuk ”Memberitakan firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya, nyatakanlah apa yang salah, tegorlah dan nasihatilah dengan segala kesabaran dan pengajaran.” (ay 2) Ini secara jelas mengungkapkan bahwa menjadi pemberita firman adalah tugas utama yang harus dilakukan oleh seorang pengikut Kristus. Tantangan tidak menjadi halangan, karena itu tugas ini harus disertai dengan keberanian untuk menegur yang salah, disamping itu secara terus menerus memberi nasihat kepada siapa saja yang perlu untuk dinasihati. Pertanyaan bagi kita sekarang adalah: Mengapa ini seolah sesuatu yang mendesak? Bukankah masih tersedia waktu yang cukup panjang untuk menjalankan tanggungjawab iman ini? Saudara-saudara, sebagai seorang Rasul, ternyata ini yang sedang ”dilihat” dan menjadi alasan dasar dari Rasul Paulus: ”Karena akan datang waktunya, orang tidak dapat lagi menerima ajaran sehat, tetapi mereka akan mengumpulkan guru-guru menurut kehendaknya untuk memuaskan keinginan telinganya.
Mereka akan memalingkan telinganya dari kebenaran dan membukanya bagi dongeng.” (ay. 3-4) Yang dilihat oleh Rasul Paulus di sini sebenarnya bukan hanya sekedar memberikan informasi tentang hal-hal yang akan terjadi, tetapi ini adalah berkaitan dengan hal-hal yang sedang terjadi. Ada fakta-fakta pendukung yang meyakinkan dan sementara mengancam persekutuan jemaat. Karena pengaruh itulah sehingga ada indikator yang menunjukkan bahwa secara sengaja mereka tidak mau lagi mendengarkan berita kebenaran dalam Injil, tetapi justru terbuka pada hal-hal yang sifatnya tidak benar seperti dongeng. Dalam menghadapi keadaan seperti itu, nasihat adalah hal yang sangat penting untuk diberikan.
Karena itu dikatakan, ”Tetapi kuasailah dirimu dalam segala hal, sabarlah menderita, lakukanlah pekerjaan pemberita Injil dan tunaikanlah tugas pelayananmu!” (ay. 5) Jelas dalam ayat ini bahwa terdapat empat nasihat yang mau disampaikan: (1) Kuasailah dirimu, berarti bahwa seseorang itu harus sadar dan tidak dalam keadaan mabuk. Dia harus memisahkan diri dari hal-hal duniawi serta mengendalikan diri baik dalam perkataan maupun perbuatan; (2) Sabarlah menderita, artinya tetap sabar dan tidak takut ketika mengalami kesulitan-kesulitan dalam hidup; (3) Pemberita Injil, mengandung arti sebagai perintah untuk memberitakan Injil atau Kabar Baik yang ditujukan kepada orang-orang yang belum percaya supaya mereka menjadi percaya; (4) Tunaikanlah tugas pelayananmu, artinya bahwa tugas pelayanan dari seorang yang mengabdi kepada Allah harus dikerjakan sampai tuntas.
Saudara-saudara, kita perhatikan bahwa sesudah rasul Paulus memberikan nasihat kepada Timotius, maka pada ayat selanjutnya rasul Paulus menyebutkan serangkaian keinginan dan pesan terakhir, bahwa pelayanannya hampir selesai dan ajalnya hampir tiba. Oleh karena kerja kerasnya dalam memberitakan Injil, dia merasa bahwa sepertinya dia sudah hampir sampai pada perjalanannya di dunia. Dan dia pun percaya bahwa hadiah kemenangan sedang menantinya. Sebagai pelayan Yesus Kristus, dia telah memelihara imannya dengan baik. Dan dia pun yakin bahwa hal yang sama juga tersedia bagi semua orang yang merindukan kedatangan Tuhan, Hakim yang adil (band. ay. 6-8).
Saudara-saudara, ketika belajar dari firman Tuhan ini, harus kita akui bahwa memang tidak mudah untuk menjadi pelayan Yesus Kristus. ”Memikul salib” adalah istilah tepat untuk mengungkapkan akan beratnya beban yang harus dipikul oleh seorang pemberita Injil. Tantangan selalu datang, tetapi Tuhan tak pernah berhenti menganugerahkan hikmat-Nya untuk menghadapi tantangan-tantangan itu. Dia selalu punya cara untuk menolong umat-Nya. Tetapi ingat, tantangan itu tidak semuanya datang dari luar tetapi itu juga datang dari dalam dan yang paling sulit adalah ketika tantangan dari dalam adalah diri kita sendiri. Kadang ada rasa lelah, bosan, tidak sanggup dan ingin menyerah, malu, serta bayak lagi keluhan yang seolah meluluhkan semangat kita untuk melayani Tuhan dengan memberitakan Injil-Nya di dunia ini.
Sampai saat ini mungkin masih ada yang bertanya-tanya, siapakah sebenarnya pemberita Injil itu? Pemberita Injil itu sebenarnya bukan hanya Pendeta ataupun para Pelayan Khusus, Pastor, Gembala ataukah mereka yang disebut sebagai pekerja misi. Sebenarnya kita sebagai orang-orang percaya yang disebut sebagai pemberita Injil itu. Artinya bahwa dari setiap profesi yang dipercayakan Tuhan maka di saat itulah kesempatan untuk menjadi pemberita Injil. Kalau kita memperhatikan lirik lagu Rohani “Tuhan Ini Tugas Kami, beri keb’ranian bagi kami. Taruhlah roh yang rela melayani, dan menyenangkan hati Tuhan itu yang kuingini…” Lirik lagu ini setidaknya mengkonfirmasi bahwa tugas memberitakan Injil ini sangat membutuhkan kerjasama. Karenanya kita perlu bersama-sama dan masing-masing ambil bagian mengerjakan misi Allah untuk menyelamatkan umat manusia yang belum percaya kepada-Nya. Mari bersama mengerjakan tugas pelayanan ini, dan mulailah dari orang-orang yang ada di sekitar kita yaitu keluarga kita.
Mengutip perkataan Rasul Paulus bahwa mahkota kebenaran telah disediakan Tuhan untuk dikaruniakan kepadanya, maka tidak berlebihan ketika kita pun punya kerinduan yang sama, bahwa mahkota kebenaran pun telah tersedia untuk kita. Sekali lagi bahwa ini tidak mudah, tetapi sebagaimana tema kita yaitu: ”Tunaikanlah Tugas Pelayananmu Dengan Sabar”, setidaknya ini memberi dorongan dalam keyakinan bahwa Tuhan akan selalu beserta kita. Amin.