Ambisi yang positif bertujuan untuk mencapai sesuatu dengan cara yang bertanggung jawab serta dapat menghormati dan memperhatikan kepentingan orang lain tanpa merugikan. Dan ambisi yang negatif merupakan tindakan yang tidak bermoral untuk mencapai sesuatu dengan merugikan dan tidak mementingkan kepentingan orang lain. Ituulah yang sedang terjadi pada sosok seorang Absalom yang merupakan anak ketiga dari raja Daud dengan istrinya yang bernama ma’akha dari kerajaan kecil disebelah timur galilea yaitu Gesyur Absalom melakukan persepakatan gelap atau konspirasi jahat untuk menjatuhkan ayahnya sendiri yang dilandasi dengan dendam terhadap saudaranya Amnon yang telah menodai akan adiknya. Sehingga dari dendam itu muncul lah ambisi jahat untuk menguasai kedudukan dan menjatuhkan ayahnya sendiri yaitu Daud,dengan ambisi yang dimiliki membuat Absalom gelap mata.
Absalom memiliki sifat yang jahat karena sebuah dendam sehingga dia membunuh saudaranya sendiri yaitu Amnon (2samuel 13:28-30). Akan tetapi walaupun Absalom memiliki sifat dan perilaku yang jahat tetapi raja Daud sebagai seorang ayah tetap mengasihi anaknya Absalom sehingga raja Daud memberikan kesempatan kepada Absalom untuk diijinkan kembali datang ke Yerusalem oleh ayahnya raja Daud. Tetapi Absalom tidak serta merta kembali ke istana dia tinggal di rumahnya (tempat yang disediakan raja Daud kepadanya).
Kesempatan yang diberikan raja Daud kepada Absalom ternyata tidak mengubah sifat dan pemikiran Absalom malahan Absalom memakai strateginya dan menjalankan rencana jahatnya untuk mencapai ambisi menggulingkan kepemimpinan raja Daud. Absalom melakukan pencitraan diri berlaku manis, baik, dan sopan serta cerdik menggunakan kesempatan pada saat bangsa israel akan mengajukan perkara kepada raja(ay 3-4). Sehingga Absalom dapat mencuri hati orang-orang israel sehingga mereka pun mengagumi sosok seorang Absalom. Selama kurang lebih 4 tahun, Absalom berada di Yerusalem kemudian dia meminta kepada raja untuk kembali ke gesyur tempat asalnya, untuk memenuhi nazarnya kepada Tuhan.
Dari sini kita melihat bahwa Absalom berani berdusta mengatasnamakan Tuhan untuk menjalankan rencana jahatnya untuk mengulingkan kekuasaan Daud, dengan mengumpulkan kekuatan orang-orang yang mendukungnya. Absalom pun sampai membuat orang kepercayaan Daud, penasehat Daud yaitu Ahitofel untuk bersama-sama dalam persepakatan gelap.
Ada beberapa hal penting yang dapat di petik dan di renungkan dari pembacaan ini. Kita dapat melihat bahwa Absalom membiarkan dirinya dikuasai oleh dendam dan nafsu yang merusak serta nafsu itupun yang mendorong untuk melakukan kejahatan dan haus akan kekuasaan yang dikarenakan Absalom adalah orang yang tidak mengenal Tuhan. Disisi lain kita dapat melihat bahwa ada sosok seorang Daud yang merupakan seorang raja dan juga seorang ayah bagi Absalom, walaupun raja Daud mengetahui kejahatan dan rencana-rencana jahat dari Absalom tetapi seorang ayah Daud memberi Absalom kesempatan untuk hidup dalam pertobatan dan perubahan hidup yang lebih baik, tetapi pada akhirnya Absalom tetap memilih menjalankan ambisinya dan tidak melihat kasih sayang yang ditunjukkan ayahnya Daud.
Sebagai seorang anak haruslah kita menghormati kedua orang tua kita di dalam keluaran 20:12 yang berbunyi “hormatilah ayahmu dan ibumu supaya lanjut umurmu ditanah yang diberikan Tuhan Allahmu kepadamu”. Ini menunjukkan bahwa dimanapun kita pergi dan berada maka kehidupan kita pasti diberkati karena seorang anak membutuhkan didikan dan teguran,arahan,serta doa dari orang tua agar kehidupan kita dapat berkenan kepada Allah, karena tidak ada satupun orang tua di dunia ini yang ingin melihat kebinasaan dan kegagalan dari anaknya. Sama seperti pembacaan ini yang di alami oleh Absalom yang mati binasa akibat perbuatan yang ingin membinasakan ayahnya sendiri.
Kitapun melihat bahwa apapun yang terjadi dibawah kolong langit ini semuanya atas seizin dari Tuhan dan Tuhan tidak mengizinkan manusia dikuasai oleh keserakahan serta ambisi yang jahat yang dapat merugikan dan membinasakan orang lain seperti ada ungkapan “tidak ada kejahatan yang sempurna”. Sesuatu yang buruk di sembunyikan dengan bermacam cara pasti akan ketahuan, dan sebagai warga greja yang akan terlibat dalam pesta demokrasi hendaklah kita meminta hikmat kepada Tuhan untuk memilih figur pemimpin yang bijaksana dan takut akan Tuhan. Seorang pemimpin yang bervisi jelas, dan seorang pemimpin yang visioner dan memiliki pandangan yang jauh kedepan untuk kepentingan rakyat.
Kiranya lewat Firman Tuhan ini kita dapat lebih jeli melihat dan lebih waspada terhadap sekeliling kita dan kita dapat melakukan Tugas dan Tanggung jawab dengan ambisi yang positif dan kita mampu melihat apa yang merupakan kehendak Allah dan bukan kehendak Manusia.“Filipi4:7 damai sejahtera Allah yang melampaui segala akal akan memelihara hati dan pikiranmu dalam kristus Yesus” Amin.