DODOKUGMIM.COM, TOMOHON – Berdiri sejak 25 Mei 1950 lewat pembentukan Gereja-gereja di Indonesia (DGI), Senin (25/5/2020) kemarin, tepat 70 tahun berdirinya Gerakan Oikumene di Indonesia. Dalam konteks ini, GMIM telah hadir dengan berbagai karya untuk mewartakan Injil, berjalan bersama gereja-gereja lain dalam menjalankan misi dari Allah.
“Kita bersyukur para pemimpin gereja terdahulu telah mengambil satu langkah tepat mempersatukan pemahaman bergereja di Indonesia, sehingga dengan melihat latarbelakang setiap gereja kita dapat melakukan misi bersama sebagai satu tubuh Kristus disaat ini. GMIM telah mengambil bagian dalam tugas bersama ini,” Kata Wakil Ketua BPMS GMIM Bidang Hubungan Kerjasama Pdt. Ventje Talumepa, M.Th, Senin kemarin.
Sebagai gereja yang misioner, kata Talumepa, GMIM telah menjalankan berbagai program secara sinodal untuk mendukung gereja lain, juga ada program di aras jemaat dan wilayah yang membangun kerjasama dengan gereja berbeda. “Gerakan Oikumene merupakan langkah tepat untuk menyatukan gereja dalam memberikan pelayanan dan kesaksian,” tambah dia.
Terkait program, Sekretaris Departemen Misi dan Oikumene Bidang Hubungan Kerjasama GMIM Pdt. Adolf Wenas, M.Th, menuturkan sebagai gereja yang beroikumene GMIM telah membangun kerjasama pelayanan baik ke luar maupun ke dalam. “Kerjasama lewat pelayanan telah kita lakukan bersama gereja presbiterian di berbagai negara seperti Jerman, Australi, dan Jepang yang sehubungan dengan pelayanan global church,” tuturnya.
Selain itu, GMIM juga terlibat aktif dalam menopang program Dewan Gereja Dunia (DGD). “GMIM terlibat secara menyeluruh dalam program-program DGD, juga kerjasama dengan lembaga penerjemahan Alkitab bahasa asing,” jelasnya.
Ada juga kegiatan kemitraan lainnya. Sekretaris Departemen Kemitraan dan Dialog Bidang Hubungan Kerjasama GMIM Pdt. Kathrin Ering, M.Th menambahkan, untuk kerjasama dengan Mitra GMIM yang saling menopang lewat dana dan daya dalam pembentukan kualitas bersama, GMIM mengirimkan Tenaga Utusan Gereja (TUG).
“Kita mengirim TUG tidak hanya mengirimkan pendeta GMIM untuk melayani, tapi juga dokter, perawat, tenaga pertukangan. Semua ini tenaga kerja GMIM dan dibiayai oleh GMIM,” tambahnya.
Ering menyatakan melalui Badan Kerjasama Antarumat Beragama, GMIM juga beroikumene dengan antardenominasi gereja. “Ada aksi sosial ataupun jika terjadi bencana, kita saling berkoordinasi dan mensukseskan bersama program dengan gereja lain juga bersama dengan pemerintah,” ujarnya.
Talumepa, Wenas dan Ering yang dihubungi terpisah, sama-sama berharap kerjasama yang terjalin dalam melaksanakan gerakan oikumene terus meningkat. “Melalui gerakan oikumene sinode mengajak untuk semua jemaat bersama terlibat dalam program sinodal, wilayah dan jemaat yamg di dalamnya saling membantu dan melihat seperti apa pelayanan di GMIM secara menyeluruh sebagai satu rumah,” ucap Wenas.(dodokugmim/saratuwomea)