DODOKUGMIM.COM, TOMOHON – Gubernur Sulawesi Utara Olly Dondokambey dan Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Sulawesi Utara Arbonas Hutabarat memberikan kuliah umum, Senin (2/9/2019).
Kuliah umum ini sebagai satu di antara bagian dari dimulainya perkuliahan untuk tahun akademik 2019/2020.
Sebelum kuliah umum, telah dilaksanakan peletakan batu pertama bangunan Universitas Kristen Indonesia Tomohon (UKIT) Yayasan Dr A Z R Wenas dan peresmian asrama putri Fakultas Teologi UKIT.
Rangkaian ibadah yang dimulai dari peletakan batu pertama kemudian peresmian asrama putri lalu berlanjut pada kuliah umum.
Kuliah umum ini dihadiri oleh ribuan orang yang terdiri dari BPMS, Pengurus Yayasan Ds. A.Z.R.Wenas, Civitas Akademika UKIT, mahasiswa Fakultas Teologi UKIT, ketua-ketua BPMW GMIM, juga ketua-ketua BPMJ GMIM.
Dalam materi pertama, Arbonas Hutabarat. Hutabarat memperkenalkan Bank Indonesia dan tujuannya.
“Tugas pokok BI mencetak dan menyebarkan uang. Tapi tugas kita semua adalah untuk menjaga kestabilan perekonomian Indonesia,” kata dia.
Hutabarat mengimbau seluruh peserta yang hadir untuk menyukseskan perekonomian Sulawesi Utara.
Olly Dondokambey mengaku bahwa baru kali ini ia berdiri bersama Dosen dan Mahasiswa UKIT.
Ia membawakan materi Empat Pilar Kebangsaan yakni Pancasila, UUD 1945, NKRI, Bineka Tunggal Ika. Ia juga membagikan bukunya Politik Sebagai Sarana Keselamatan kepada mahasiswa yang hadir.
Olly menegaskan bahwa harus dengan benar menafsirkan Iman yang simetris dengan Ideologi Negara.
“Pancasila yang adalah ideologi negara harus kita pegang teguh. Jangan bicara Iman jika Pancasila tidak diterapkan dalam hidup,” tegas Olly.
Orang nomor satu di Sulawesi Utara ini juga mengatakan, negara akan terpecah belah jika tidak punya ideologi negara. Ia juga mengatakan, dimana-mana hal kemajemukan menjadi tantangan yang besar.
“Kan indah melihat warna-warna dari pada hanya satu warna. Begitupun dengan kita, perbedaanlah yang membuat kita terlihat indah jika kita bersatu. Kalau kita paham ideologi, kita tidak akan menyimpang. Pancasila juga menjadi bingkai perekat bangsa Indonesia. Kalau bingkainya kuat, foto yang di dalamnya juga pasti akan kokoh. Sebaliknya bila bingkai ini lemah maka pasti isi dalam bingkai ini akan hancur. Toleransi yang ada di Sulawesi Utara ini menjadi tolak ukur bagi daerah-daerah lain,” kata dia.
Olly juga menyentil tentang pemekaran jemaat yang mementingkan etnis-etnis tertentu. “Ada jemaat yang Pelayan Khusus di dalamnya harus sesuai dengan etnis terbanyak dalam gereja itu. Ini membuat toleransi terhadap orang lain terkikis,” ucap Olly.(dodokugmim/brendamoningka)