DODOKUGMIM.COM, TOMOHON – Ada yang beda dalam ibadah Minggu (15/3/2020) jemaat-jemaat GMIM. Jabat tangan tak lagi seperti biasa. Jemaat mulai mempraktekkan cara berbeda untuk menghindari kontak fisik. Ini dilakukan setelah himbauan Badan Pekerja Sinode (BPMS)GMIM dikeluarkan, guna memutus rantai penularan COVID-19 atau dikenal dengan virus corona.
Seperti yang tampak di GMIM Efrata Tandangen Wilayah Tondano 4, GMIM Imanuel Maumbi Wilayah Kawalat 1, GMIM Baitlahim Talete Wilayah Tomohon, GMIM Tasik Wangurer. Bahkan informasi yang dihimpun redaksi dodokugmim.com, menyebut hampir seluruh ibadah jemaat GMIM mempraktekannya.
Di Jemaat Imanuel Maumbi Wilayah Kalawat 1, di depan pintu masuk gedung gereja juga disediakan cairan antiseptik untuk membersihkan tangan. Jemaat yang masuk ataupun keluar gedung gereja dapat menggunakannya. “Ini merupakan langkah konkret gereja mendukung pemerintah dalam pencegahan penularan virus corona. Kita tidak perlu takut, tapi harus waspada,” tutur Ketua Badan Pekerja Majelis Jemaat Imanuel Maumbi Pdt. Rivo Pongantung, M.Th.
Sekretaris BPMS GMIM Pdt. Evert Tangel, S,Th, M.PdK, menegaskan himbauan BPMS agar kontak langsung antarsesama dalam ibadah perlu dilakuan dengan cara yang lebih aman, agar penularan virus corona dapat dihentikan. “Selain kontak fisik, jemaat juga harus memperhatikan kesehatan serta kebersihan lingkungan, dan mengikuti instruksi dari pemerintah atau pihak terkait berkenan dengan pencegahan COVID-19,” jelasnya.
Ia meminta warga GMIM tak mempolemikkan gaya bersalaman tanpa sentuhan fisik yang dipraktekkan seusai ibadah. “Saya kira kalo bilang nda baku kase tangan itu bukan berarti nda baku-baku sayang, nda baku-baku bae, itu justru adalah langkah pencegahan,” tegasnya.
Tangel mengharapkan warga GMIM serius menanggapi hal ini. “Tidak panik, tapi serius menanggapi. Mari kita berdoa, menghindari pertemuan-pertemuan umum di lingkungan gereja baik di jemaat, wilayah maupun di sinode, kecuali ibadah-ibadah rutin,” lanjut dia.(dodokugmim/geraldywatania/nandarisbonde)