DODOKUGMIM.COM, TOMOHON – Menyusul pembatasan kunjungan yang dikeluarkan pihak rumah sakit, Badan Pekerja Majelis Sinode (BPMS) GMIM meminta jemaat-jemaat tidak lagi melakukan pelayanan doa secara bersama bagi anggotanya yang dirawat di rumah sakit. Pelayanan ini diminta hanya dilakukan oleh satu orang saja.
“Pelayan khusus saja yang berdoa mewakil jemaat. Pelayan khusus itu bisa pendeta, guru agama, penatua atau syamas,” terang Sekretaris Departemen Pekerja GMIM Bidang Pekerja GMIM dan Pelayan Khusus Pdt. Lucky Tumbelaka, M.Th, Selasa (17/3/2020).
Ia menegaskan memperkecil jumlah orang yang berkunjung ke rumah sakit adalah langkah yang tak bisa dihindari dalam kondisi sekarang ini. “Pelayanan di rumah sakit tetap dijalankan tapi jumlah yang berkunjung harus dikurangi. Ini juga sesuai dengan kebijakan pihak rumah sakit,” tegasnya.
Surat edaran yang dikeluarkan BPMS, lanjut dia, bukanlah larangan untuk pelayanan melainkan imbauan agar pelayan khusus dan jemaat dapat bersama-sama menjaga kesehatan sekaligus melakukan pencegahan. “Satu orang saja yang berdoa di rumah sakit, yang lainnya bisa mendoakan dari rumah atau pada saat ibadah dilaksanakan,” tutur dia.
Tumbelaka juga meminta para pendeta dan guru agama yang bekerja sebagai tenaga pastoral di rumah-rumah sakit agar tetap semangat menjalankan tugas sambil menjaga kesehatan. “Para pendeta dan guru agama tetaplah semangat melayani, tapi juga jangan lupa untuk berhati-hati dan menjaga kesehatan,” pintanya sembari mengakui profesi ini membawa para pekerja GMIM bersentuhan dengan banyak orang.
“Silahkan ikuti panduan kesehatan dan prosedur pencegahan yang telah diberitahukan, seperti menghindari kontak fisik, rajin cuci tangan, pakai masker bila perlu. Kita waspada tapi tidak meninggalkan pelayanan yang ada. Tuhan pasti menolong,” tutup Tumbelaka.(dodokugmim/saratuwomea)