Syair dibuat singkat tapi penjelasannya mengungkapkan banyak hal. Terutama tentang ekklesiologi, misi GMIM, tentang panggilan gereja, jadi inilah titik berat lagu ini.
Pdt. Junisar Watulangkow
DODOKUGMIM.COM, MANADO – Mars GMIM bergema memanjatkan harapan tinggi ditengah pengembaraannya di usia ke 88 tahun. “Lagu ini ide dasarnya karena ada permintaan dari panitia HUT PI & PK dan GMIM Bersinode Kota Tomohon Tahun 2020. Waktu itu mereka meminta kepada kami Tim Musik Gereja Sinode GMIM dalam hal ini tim NNBT yang sementara mengerjakan buku ke dua,” jelas Ketua Tim NNBT 2, Pdt. Junisar J.C Watulangkow.
Selain Watulangkow, tim terdiri dari Jaris P.A Banua (wakil), Lendy Wilson Singkoh (sekretaris), anggota : Jopy R.I Sajow, Hendrik Apelia, Doudy C Samalo, James Paulus, Jonly Sumalu, Fery Darosa.
Mars GMIM pertama kali digaungkan di ibadah pembukaan Sidang Majelis Sinode ke-81 di Kantor Sinode GMIM, Senin (28/3/2022), kemudian di ibadah pembukan sidang dengan agenda pemilihan BPMS GMIM di Grand Kawanua Convention Center, Rabu (30/3/2022), setelah tertunda hampir dua tahun akibat pandemik covid-19.
Melalui sidang itu, Mars GMIM ditetapkan untuk disosialisasikan dan digunakan dalam pelayanan GMIM. Untuk pertama kalinya digunakan dalam lomba paduan suara Pelsus antar Wilayah se- GMIM dalam kategori Big dan Small Choir di Kota Manado pada, 26-28 September 2022.
Bukan tanpa alasan, lirik lagu ini memiliki makna yang mudah dicerna dan menggambarkan secara luas tentang GMIM.
“Sebelum dibuat, kami mempelajari dulu sumber-sumber untuk membuat syair. Kami menggunakan Tata Gereja, Renstra, termasuk pengalaman bergereja, juga pandangan Ketua BPMS tentang gereja melalui khotbah-khotbahnya” lanjut Watulangkow.
Tambahnya, “syair dibuat singkat tapi penjelasannya mengungkapkan banyak hal. Terutama tentang ekklesiologi, misi GMIM, tentang panggilan gereja, jadi inilah titik berat lagu ini,” kata dia.
Watulangkow menceritakan proses pembuatan lagu ini. “Meskipun di tengan-tengah kesibukan dari anggota tim, mereka begitu semangat memberi diri untuk kerja pelayanan ini,” ungkapnya sambil menjelaskan pembuatan lagu ini memerlukan waktu sekira tiga bulan.
Dirinya berterima kasih kepada seluruh anggota tim yang memberikan waktu, tenaga, pikiran dan keterampilan untuk pembuatan lagu ini, sambil memanjatkan syukur lagu ini bergema bukan hanya di paduan suara pelsus melainkan juga di seluruh jemaat (dodokugmim/joshuanugraha)