DODOKUGMIM.COM, MODOINDING – Modoinding Potato Festival (MPF) 2019 berlangsung meriah dan sukses, Sabtu (12/10/2019) lalu. Festival kentang ini menyedot perhatian. Ribuan warga tumpah di jalanan menyaksikan parade kendaraan yang dihias sayuran khas Modoinding, tak terkecuali tamu yang datang dari luar Minahasa Selatan.
Sebanyak 145 kendaraan hias tampil dalam parade tersebut. Unik dan menarik. Ada replika logo Gereja Masehi Injili di Minahasa (GMIM), Salib, Pancasila, Menara, Istana Merdeka, Nusantara, dan lainnya. Semuanya dibentuk dari sayuran hortikultura.




Kendaraan hias ini adalah milik peserta karnaval dari jemaat-jemaat yang ada di Wilayah Modoinding, juga gereja-gereja lain yang ada di Modoinding. Kegiatan tahunan kali ini mendapat dukungan penuh Pemerintah Kabupaten Minahasa Selatan.

Ajang tahunan yang dilaksanakan untuk keenam kalinya ini bertambah meriah dengan penampilan artis ibukota Vicky Salamor dan artis lokal Bassgilano. Ada juga penampilan Tarian Kabasaran.



Seluruh rangkaian kegiatan ini diawali dengan ibadah yang dilayani Wakil Ketua Badan Pekerja Majelis Sinode (BPMS) GMIM Bidang Hubungan Kerjasama Pdt. Ventje Talumepa, M.Th di Jemaat GMIM Bethesda Sinisir.

MPF 2019 ini dibuka Bupati Minahasa Selatan DR. Christiany E. Paruntu SE. Hadir juga dalam kegiatan ini peserta Asian Christian Life-Giving Agriculture Conference 2019, Direktur Jenderal (Dirjen) Holtikultura Kementrian Pertanian Republik Indonesia, dan unsur pimpinan daerah lainnya.
“Saya sangat kagum dengan apa yang dilakukan oleh masyarakat untuk suksesnya acara ini. Sangat membanggakan!” kata Bupati yang akrab disapa Tetty ini.
Ketua Panitia MPF 2019 Pdt. Ferny Walewangko S.Th, mengucap syukur atas suksesnya hajatan tahunan tersebut. “Bersyukur Jemaat Bethesda Sinisir dipercayakan sebagai pelaksana kegiatan ini. Ini bukan sekadar festival tapi merupakan pesta iman masyarakat Modoinding dalam mensyukuri berkat Tuhan,” ungkap Ketua BPMJ Bethesda Sinisir ini.
BEREBUT SAYURAN
Keramaian tak hanya tampak saat parade kendaraan hias. Seusai parade, suasana semakin riuh. pengunjung berebut sayuran yang dihias pada kendaraan. Kendaraan-kendaraan diserbu. Kentang, wortel, cabai, tomat dan sayuran lainnya ludes.

Warga sudah memadati lokasi finish dari parade kendaraan hias yang bertempat di depan GMIM Bethesda Sinisir dengan memegang plastik bahkan tak sedikit yang membawa karung. Ketika kendaraan hias datang, dengan cepat masyarakatpun baku rebe mengambil hasil panen tersebut.
Jein, pengunjung asal Bitung, ikut mengambil hasil panen ini, mengatakan sangat senang menyaksikan MPF. “Festival ini sangat bermakna. Bukan hanya sekedar Festival tapi juga membagi berkat bagi pengunjung. Pas leh batang bawang da mahal ,” ucapnya sembari tertawa.
Tak hanya yang dipajang di kendaraan, ada juga sayuran yang sudah disiapkan untuk dibawa pulang oleh pengunjung. Menariknya, warga Modoinding tak satupun ikut berebut sayuran. Mereka hanya menonton keriuhan itu, seolah menikmati hebohnya pengunjung berebut sayur.


“Semua ini disediakan untuk orang-orang yang datang dari luar Modoinding. Kami memang sudah diingatkan untuk tidak mengambil hasil panen yang sudah disedikan,” ujar seorang warga.
Pdt. Wailan Posumah, membenarkan hal tersebut. “Semua tamu bebas mengambil sepuasnya, sesuai dengan kemampuan dan kecepatan. Tapi warga masyarakat Modoinding dilarang untuk mengambil. Mereka tahu ini, agar tidak mempermalukan daerah,” kata dia sembari tersenyum.
Ide membagi berkat ini, tambah Wailan karena ia melihat karakter masyarakat Modoinding yang suka memberi.(dodokugmim/ayukasenda/brendamoningka)