
DODOKUGMIM.COM – Lirik sebuah lagu, “Biar sangkarku terbuat dari emas, lebih baik ku hidup di hutan luas”, melukiskan berartinya sebuah kebebasan. Hidup yang ditindas,dijajah dan ditekan bukanlah hidup yang diharapkan siapapun. Semua orang suka merdeka! Tekanan membuat orang frustasi, mudah memilih untuk menyerah. Tidak enak rasanya.
Orang kristen tidak boleh bersikap demikian. Kita bisa mengatasinya dengan mengubah cara pandang dan berpikir kreatif. Kalau tekanan hanya dilihat sebagai beban, pasti akan stres. Sebaliknya, jika dipandang sebagai kesempatan bermanfaat, maka hal tersebut justru memperkokoh iman serta menambah kapasitas diri. Kita pasti bersyukur dan bukan mengeluh.
Mengeluh itu menambah beban. Menyalahkan orang lain, apalagi. Itu menambah persoalan. Yang perlu dilakukan adalah berpikir dan bertindak cerdas, untuk mengubah tekanan atau masalah menjadi sesuatu yang mendatangkan kebaikan. Ibarat nasi jika sudah menjadi bubur, jangan dibuang, tapi tambahkan bumbu dan sayuran jadi tinutuan atau tambah daging ayam jadi bubur ayam. Kalau situasi tidak sesuai harapan, berdayakan potensi diri semaksimalnya agar yang buruk itu bisa menjadi baik. Pantang menyerah, pantang putus asa.
Ini pesan yang disimpulkan dari surat yang dikirim Nabi Yeremia untuk orang Israel yang sedang dalam pembuangan. Sang nabi tidak memerintahkan mereka untuk menyerah karena dosa, atau mengajak mereka melarikan diri. Ia justru menyampaikan pesan Tuhan Allah, menguatkan umat untuk membangun hidup.
Pertama, mendirikan rumah untuk didiami dan berkebun untuk dinikmati hasilnya.
Tuhan memerintahkan kepada umat untuk melanjutkan hidup tanpa bergantung pada orang atau bangsa lain. Jika selama ini umat hanya hidup berdasarkan pengasihan bangsa Babel, sekarang mereka harus mandiri. Inilah kemandirian dalam daya..
Tuhan menghendaki umatNya bekerja keras. Jangan seperti benalu yang menumpang hidup dan merugikan
orang lain. Artinya, kerja adalah bentuk penghormatan kita terhadap hidup yang Tuhan beri. Pesan Paulus, “orang yang bekerja pasti diberi makan” mengingatkan kita tidak bermimpi tentang keberhasilan tanpa kerja keras dan cerdas. Jangan pernah berharap tentang kesuksesan, jika malas bekerja, berfoya-foya dan tidak mau susah.
Supaya hidup dapat dibangun, miliki mental pejuang. Talenta tidak punya arti jika disertai kemalasan dan cari gampang. Di daerah yang sangat subur ini, ada banyak peluang, kita hanya perlu menangkap peluang itu disertai usaha yang sungguh-sungguh. Orang yang bekerja pasti diberkati. Orang yang menabur pasti akan menuai. Apa yang akan kita tuai jika kita tidak menabur?
Kedua, membentuk kehidupan keluarga.
Maksud perintah ini supaya keturunan Israel menjadi banyak di negeri asing, untuk mewujudkan misi Allah menjadi Israel berkat bagi bangsa lain. Generasi tua akan digantikan oleh yang muda, regenerasi terjadi untuk menjalankan peran sebagai umat pilihan yang membawa berkat.
Ketiga, berdoa dan mengupayakan kesejahteraan bagi kota di mana bumi dipijak. Ini menjadi pesan penting bagi kita di Indonesia. Apakah kita telah berkontribusi untuk membawa kesejahteraan bagi bangsa, daerah dimana kita berdiam?
Misalnya. Sebagai petani, bekerjalah dengan rajin, bukan hanya ketika mengambil hasil bumi, tetapi
juga harus merawat, menjaga, dan memelihara alam. Sebagai pekerja di perusahaan, bersikaplah loyal dengan kinerja berkualitas. Sebagai guru, dosen dan pendidik lainnya, laksanakanlah tugas pengabdian untuk membangun generasi berdaya saing. Jangan asal kerja, jangan hanya kejar upah. Sebagai aparatur pemerintah,
tetaplah mengabdi dan melayani sebagai hamba Allah.
Apapun kesempatan berkarya yang Tuhan beri, maksimalkanlah potensi diri. Lipatgandakan talenta yang dikaruniakan Tuhan. Pastikan bahwa setiap perbuatan kita, membawa dampak baik dalam hidup bersama orang lain. Kebaikan kecil kita yang berdampak untuk orang lain, pada akhirnya akan menjadi kebaikan besar bagi diri kita sendiri.
Kalau kesejahteraan hidup kita ukur hanya dari terpenuhinya keinginan diri, maka hati-hatilah. Hal tersebut justru akan menghancurkan kehidupan bersama dengan orang lain, lalu pada akhirnya menghancurkan hidup kita sendiri.(dodokugmim.com/joukeollivia)