Kali ini kita akan bersama merenungkan bagian terakhir dari surat yang ditulis oleh Rasul Paulus ketika dalam penjara yang dialamatkan kepada Jemaat di Filipi.
Kalau dalam konteks saat ini, biasanya orang ketika ada dalam penjara dia akan fokus mencari cara begitu rupa untuk boleh keluar, bebas sebagai tahanan. Bahkan sebagian besar orang akan mencari pengacara yang paling populer & paling hebat untuk membantu membebaskan dia. Tetapi beda dengan Rasul Paulus. Justru dalam penjara dia menulis surat kepada Jemaat yang dia dirikan. Meskipun dalam situasi sulit, surat ini penuh dengan sukacita dan rasa syukur.
Rasul Paulus menulis surat ini sebagai ungkapan terima kasih kepada jemaat Filipi yang telah mendukung pelayanannya, baik secara materi maupun dukungan dalam bentuk lainnya termasuk dukungan doa.
Ayat 10
Paulus memulai dengan menyatakan sukacitanya atas perhatian jemaat Filipi kepadanya. Ini menunjukkan ikatan kasih dan dukungan yang kuat dari Jemaat kepada Paulus. Sukacita Paulus bukan hanya karena ia menerima dukungan serta bantuan dari Jemaat, tetapi dari perhatian mereka menjadi kesaksian iman pemeliharaan Tuhan baginya melalui orang-orang disekitar.
Ayat 11
Menggambarkan sikap Paulus yang sederhana sehingga merasa puas dan mencukupkan diri dalam keadaan apa pun, menunjukkan sikap iman dan ketergantungan pada Tuhan, bukan pada keadaan materi.
Ayat 12
Paulus berbicara dari pengalaman pribadi tentang berbagai situasi yang telah dia alami baik kekurangan maupun kelimpahan. Dia telah mengalami kedua kondisi tersebut dalam hidupnya. Ini menekankan bahwa iman yang kuat tidak dibangun hanya dalam keadaan yang baik, tetapi juga dalam menghadapi tantangan dan kesulitan hidup.
Ayat 13
Ayat ini menunjukkan keyakinan Paulus bahwa kekuatan Kristus memungkinkan dia untuk bertahan & menghadapi segala situasi dengan ketenangan dan keyakinan.
Ayat 14-18 – Paulus memuji jemaat Filipi karena mereka tidak hanya memberi bantuan materi kepada dirinya, tetapi juga karena mereka melakukannya dalam semangat yang tulus. Ia menekankan bahwa dukungan mereka adalah bentuk partisipasi dalam misinya dan bahwa ia menganggap sumbangan mereka sebagai bau harum dan kurban yang diterima dan menyenangkan Allah.
Ayat 19-20
Paulus menegaskan keyakinannya bahwa Allah akan memenuhi segala kebutuhan mereka sesuai dengan kekayaan-Nya yang mulia dalam Kristus Yesus. Ia juga menutup bagian ini dengan pujian kepada Allah Bapa, mengakui bahwa kemuliaan dan kuasa-Nya tidak terbatas.
Dari tulisan Rasul Paulus kepada Jemaat di Filipi ini, kita bisa melihat bahwa Dia adalah sumber segala hal dalam hidup ini. Segala sesuatu ada dalam otoritas Allah. Dia memberi sesuai apa yang menjadi keperluan kita bukan keinginan kita (Filipi 4:19).
Pesan firman:
1. Apapun situasi & kondisi saudara saat ini, jangan pernah takut menjalani kehidupan ini. Hari esok tidak ada yang tahu, tapi kita tidak pernah takut menghadapinya. Selama kita tahu dengan siapa kita berjalan, kita punya pengharapan & kepastian bahwa segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia. Kebergantungan pada Kekuatan Kristus menjadi modal kita orang percaya. Paulus mengingatkan kita bahwa kekuatan kita sebagai orang percaya berasal dari Kristus. Dalam segala situasi baik dalam keberhasilan maupun kesulitan kita harus bergantung pada kekuatanNya.
2. Ada sebuah postingan di media sosial yang cukup menggelitik: “Menurut hukum fisika, tekanan berbanding lurus dengan gaya. Jadi jika kamu merasa hidupmu banyak tekanan, mungkin karena kamu terlalu banyak gaya”. Perenungan kita saat ini menghentar kita untuk belajar tentang kesederhanaan. Kita belajar untuk mencukupkan diri dalam segala keadaan kita.
3. Paulus mengajarkan juga untuk tahu bersyukur dalam keadaan apapun. Dalam kelimpahan, kekurangan, dalam susah & senang, sehat maupun sakit, bersyukurlah senantiasa. Bersyukur dalam kelimpahan adalah hal mudah yang dapat dilakukan semua orang. Tetapi bersyukur dalam pergumulan, tekanan, tantangan hidup, situasi yang tidak kondusif adalah hal yang sangat berat dan rasanya hanya segelintir orang yang bisa melakukannya. Apapun alasannya, jangan lupa bersyukur.
4. Paulus mengajarkan kita untuk tahu berterima kasih apalagi kepada orang yang berkontribusi dalam hidup kita.
5. Dari Paulus juga kt belajar tentang motivasi yang murni dalam melayani. Tidak menjadikan hal-hal materi sebagai fokus utama pelayanan
6. Dari Jemaat di Filipi pun, kita belajar untuk peduli dengan sesama , memperhatikan sesama apalagi yang membutuhkan uluran tangan kita.
7. Segala bentuk pelayanan kita kepada Tuhan selalu bermuara pada kemuliaan Tuhan Allah. Tuhan Yesus memberkati kita semua, Amin!