Tema : Solidaritas yang Paripurna
Bacaan Alkitab: Yohanes 19:28-30
Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan, shalom bagi kita semua.
Hari ini kita berada dalam penghayatan hari kematian Yesus, yang kita sebut Jumat Agung dan dalam ibadah ini kita merenungkan Firman Tuhan dengan tema: “Solidaritas Yang
Paripurna.”
Solidaritas artinya senasib, setia kawan, sepenanggungan dan paripurna artinya lengkap, penuh. Perayaan Jumat Agung kita selenggarakan dalam rangkaian perayaan Paskah dan Jumat Agung diperingati sebagai peristiwa penyaliban dan kematian Yesus Kristus.
Mengapa disebut Jumat Agung?
Ada berbagai pendapat yang memberi makna bahwa Jumat Agung adalah:
- Dirayakan tepat pada hari Jumat sebelum Paskah, Kebangkitan Yesus.
- Peristiwa puncak penderitaan sampai pada kematian Yesus di kayu salib, untuk menebus manusia dari kesalahan dan dosa.
- Peringatan akan kematian Yesus dan salib Kristus memberi kekuatan serta pengharapan akan kehidupan kekal bersama dengan-Nya, Sang Juruselamat.
- Bukti solidaritas yang paripurna dari Tuhan Allah, yang mengaruniakan Anak-Nya yang Tunggal, menjadi korban yang sempurna untuk penebusan dosa umat manusia melalui kematian-Nya
- Rangkaian selebrasi Paskah Yesus yang memberi kemenangan atas dosa dan kematian.
- Pengorbanan Yesus menjadi inspirasi pembentukan karakter yang dibaharui dan motivasi hidup dalam pertobatan.
- Sejarah yang penting dalam ziarah hidup beriman dan pengakuan percaya kepada Tuhan Yesus Kristus. Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan, bagian Alkitab ini menceritakan bagaimana Yesus yang merealisasikan misi Bapa-Nya, sangat mengetahui bahwa akhir masa hidup-Nya di dunia sudah semakin dekat dan dalam ke-Ilahi-an-Nya, Yesus yang solider dengan identitas ke-manusiaan-Nya tidak menyembunyikan kebutuhan jasmani-Nya, yaitu rasa dahaga. Dalam realitas kemanusiaan-Nya, Yesus menderita dan menahan sakit di kayu salib. Peluh dan darah-Nya menyatu menjadi butir-butir cairan yang menetes jatuh ke tanah, membuat Yesus menjadi lelah dan kekurangan cairan di tubuh. Karena itu, Yesus tidak menyembunyikan rasa dahagaNya, dengan merintih, Yesus berucap ‘Aku haus’.
Bagi kita yang memiliki nilai kemanusiaan dan dalam tanggung jawab iman terhadap sesama, maka kita akan memberikan minuman untuk melenyapkan dahaga seseorang dan nyaman dikonsumsi. Tetapi fakta yang dialami Yesus tidak demikian. Yesus justru mendapat anggur asam, sejenis anggur murahan yang biasa diberikan kepada orang-orang tersalib, para tentara dan banyak digunakan oleh kaum terpinggirkan. Walaupun diberikan anggur asam, Yesus tidak protes, sebab Ia sadar bahwa diri-Nya sedang menggenapi nubuat Firman Allah dan dengan taat secara penuh menundukkan diri pada kehendak Bapa-Nya. Itu sebabnya setelah meneguk anggur asam, Yesus berkata ‘sudah selesai’, kemudian Ia menudukkan kepala dan menyerahkan nyawaNya.
Di kayu salib Yesus menunjukkan solidaritas yang paripurna dan menyelesaikan misi-Nya secara sempurna sebagai Anak Allah, yang tunduk pada kehendak Sang Bapa sampai mati di kayu salib. Salib menyempurnakan komitmen penyerahan diri Yesus, dalam kesetiaan dan ketaatan penuh kepada Bapa dengan ucapan ‘sudah selesai’.
Sudah selesai adalah kata yang penuh kuasa, untuk mewartakan kepada dunia dan semua orang yang ada disekitar-Nya bahwa misi-Nya di dunia sudah selesai, kesalahan dan dosa manusia telah ditebus dan diselesaikan di kayu salib, maka yang ada ialah sukacita dan keyakinan pada penebusan-Nya serta kehidupan baru dalam pertobatan kepada-Nya.
Sudah selesai artinya pula semua penderitaan, keluh kesah, keputus-asaan, kepedihan, ketiadaan pengharapan, keangkuhan, keegoisan, kerakusan, pementingan diri sendiri, nafsu jahat, dengki, ketidakadilan, amarah, iri hati, dendam, kebencian, saling memfitnah dan segala sesuatu yang meninggalkan luka-luka batin hendaknya dilupakan dan diserahkan kepada Tuhan Yesus, yang telah menyelesaikan dan mengakhiri semuanya itu di kayu salib dan Ia menggantinya dengan kedamaian, sukacita, kebenaran, kasih dan segala sesuatu yang mendatang damai sejahtera serta pengharapan kehidupan kekal bersama dengan-Nya.
Salib Kristus membawa perubahan bagi kita, supaya ada pengampunan, kasih dan persaudaraan yang akan membuat kita dan keluarga kita serta Gereja Masehi Injili di Minahasa menjadi gereja yang mengampuni, mengasihi dan mengembangkan karakter pelayanan gereja berdasar pada kasih Kristus dan mendorong kesempurnaan pelayanan gereja Tuhan ini dengan solidaritas Kristus yang paripurna.
Selamat memperingati Jumat Agung bagi kita warga Gereja Masehi Injili di Minahasa. Kiranya kasih dan pengorbanan Yesus yang tersalib, sebagai bukti dari sebuah solidaritas yang paripurna dari Anak Allah yang suci, Juruselamat yang hidup, senantiasa membaharui karakter kristiani kita dan menolong kita hidup dalam pembaharuan.
Tuhan Yesus memberkati kita semua. Terpujilah nama Tuhan. Amin.