DODOKUGMIM.COM, MINSEL – Terik matahari berdiri tegak di atas kepala menyatakan cahya siangnya di Dapur Indonesia Timur, Modoinding, Sabtu (22/10/2022), kala itu. Kidung syukur mengudara dengan lantang bagai pertunjukkan teatrikal yang indah nan menarik, pertanda ibadah syukur karnaval Modoinding Potatos Festival (MPF) dimulai.
Terdengar warga lanjut usia beramai-ramai memuji Tuhan. “Ya Tuhan, Tuhan kami betapa mulia namaMu. Langit dan cakrawala, bulan bintang ciptaanMu,” nyanyi mereka mengutip Nyanyikan Nyanyian Baru bagi Tuhan 17, sambil menyambut pelayanan khusus berbaris membawa kentang, wortel, sawi, kubis dan lain-lain.
Benarlah yang dikatakan Wakil Ketua Sinode GMIM Bidang Ajaran dan Tata Gereja, Pdt. DR. Djoli Sondakh, M.Teol bahwa tanah itu memberikan hasil yang melimpah.
Mengutip Pengkhotbah 5:1 Sondakh berefleksi, “dari pengkhotbah yang dalam kemegahannya kita diajak untuk tetap takut akan Tuhan,” ungkapnya
Dalam suasana penuh hikmat itu, nampak di sudut panggung bersiap seorang remaja teladan, yang perlahan mengayunkan kakinya naik panggung penghormatan, Frisi Muaja namanya.
Ia memuji mesra etos kerja para petani lewat puisi, Cahya Modoinding. “Mereka menyambut pagi dengan rasa syukur,’ katanya.
Selanjutnya, Bupati Minahasa Selatan Franky Donny Wongkar, SH mengapresiasi semua petani di Modoinding.
Ia kemudian mengangkat bendera, melepas defile kendaraan hias, yang berjejer rapi memancarkan pesona tanaman holtikultura.
Semarak Modoinding membagi berkat rupanya begitu dinantikan oleh para pengunjung. Bisa mengambil semua bahan tanaman yang telah menjadi hiasan untuk dibawa pulang, panitia membagikan kantung plastik.
Tak cukup sampai disitu, para pengunjung pun disajikan berbagai makanan yang telah diatur di setiap tenda. (dodokugmim/joshuanugraha)