PASKAH berarti runtuhnya tembok-tembok dan sekat-sekat yang membagi manusia dari yang terhormat sampai yang terhina. Ketika adat demikian menguasai dan mengahantui manusia, paskah adalah berita kebebasan. Ketika adat istiadat dianggap sebagai nilai tertinggi dalam kehidupan manusia, paskah menjanjikan nilai yang lebih tinggi, yaitu kebebasan dan kedaulatan Allah sendiri. Betapapun rapi rencana dan perlengkapan manusia, ia bukanlah penentu akhir. Ia dapat membuat rencananya dan berusaha sekuatkuatnya. Tapi ia tak pernah berhak untuk mempunyai kata terakhir tentang hasilnya.
Firman Tuhan saat ini sesungguhnya berbicara tentang realitas kebangkitan. Karena, tidak sedikit orang waktu itu beranggapan bahwa penampakan Kristus yang telah bangkit itu tidak lebih dari pada penglihatan para murid. Memang penglihatan itu ada, tapi toh hanya sebuah penglihatan. Bahkan ada yang berkata, itu bukan penglihatan tapi halusinasi para murid. Namun Alkitab secara tegas menekankan bahwa Kristus yang bangkit bukanlah suatu penglihatan, halusinasi, atau bahkan hanya roh, tapi benar-benar orang. Benar-benar bahwa kubur telah kosong dan bahwa Kristus yang telah bangkit itu mempunyai tubuh yang sungguhsungguh, memiliki tanda bekas tusukan paku dan tusukan di lambungnya. Karena itu, dengan tegas pula malaikat berkata kepada para wanita : “pergi dan katakanlah kepada murid-muridNya bahwa Ia telah bangkit dari antara orang mati. Ia mendahului kamu di Galilea, disanalah kamu akan melihat Dia”.
Sobat obor,Yesus hendak berjumpa dengan para murid di Galilea. Disana Ia akan datang menjawab cinta dan rasa kehilangan mereka. Ia akan datang dengan salam pengampunan bagi mereka yang penuh penyesalan. Ia akan menemani mereka, saat mereka tidak melupakan-Nya. Ia ingin menjumpai para murid secara pribadi. Ia ingin berjumpa dengan setiap orang yang begitu mengasihi dan mencintai-Nya. Ia ingin membuktikan setiap janjiNya di genapi. Bahwa sesudah Dia Bangkit, Ia akan mendahuli murid-muridNya di Galiea (Matius 26:31-32). Amin (MT)