Penulis : Pdt. Meifira Tanor, M.Th.
KALAU kita ingat film “Kera Sakti”, sang guru bernama Biksu Tong sering menyampaikan kalimat filsafat saat mengajar murid-muridnya: “kosong itu berisi, berisi itu kosong”. Untuk mendapat artinya, kalimat ini dikaitakan dengan berbagai bidang ilmu termasuk fisika dan astronomi. Jadi gelas yang kosong, belum tentu ia tidak berisi. Isinya adalah bermacam-macam gas yang tidak kelihatan. Atau luar angkasa yang kelihatan hampa/kosong ternyata berisi begitu banyak benda-benada langit, dsb.
Dalam perikop ini, kita juga diperhadapkan dengan sesuatu yang kosong. Yaitu peristiwa “kubur kosong”. Kosong berarti: tidak berpenghuni, tidak berisi, hampa. Penulis injil, menceritakan peristiwa kubur kosong yang dialami para wanita. Jadi, murid-murid Yesus termasuk para wanita ini berada dalam situasi hilang harapan. Mereka sesungguhnya tau bahwa pada akhir nanti ada kebangkitan orang mati. Yesuspun semasa hidupnya berkata kepada mereka bahwa Ia akan bangkit pada hari ke tiga setelah kematianNya. Namun rentetan peristiwa kematian Kristus membuat mereka tidak mampu untuk mengharapkan sesuatu yang dapat mengubah situasi itu. Sebagaimana kita tahu, kalau ada sesuatu yang tidak dapat berubah dalam kehidupan ini. Itulah kematian.
Memang, setelah peristiwa Golgota, para murid Yesus mengunci pintu rumah mereka bahkan mengunci hati mereka terhadap harapan apapun yang tersisa. Mereka ada dalam kecemasan dan keresahan bahkan keputusasaan. Lalu kemudian Kristus bangkit. Ia menang terhadap kuasa yang paling dahsyat yaitu kematian. Dan karena itu, dikalahkanNya kuasa ketakutan, keresahan, kecemasan, dan keputusasaan. Dan karena itu disingkapkannya pula seluruh masa depan. Penuh harapan, penuh kepastian.
Inilah berita paskah yang perlu kita ingat. Kebangkitan Kristus memang tidak mengubah wajah dunia. Dunia tetap meresahkan bahkan kejam. Tetapi kebangkitan Kristus mengubah manusia. Mengubah saya dan saudara. Pasakah melahirkan harapan-harpan baru. Semangat baru. Keberanian baru. Keberanian untuk menghadapi kenyataan yang sedang kita alami saat ini.
Saat kita membaca kisah dalam Injil matius tentang dua orang pertama yang berhadapan dengan fakta kubur kosong, maka disitu kita diajak untuk percaya. Sebab perkataan malaikat yang mengingatkan mereka akan janji Yesus, merupakan undangan untuk percaya. Bahwa sesunguhnya mereka harus bersukacita karena telah mengalami perjumpaan dengan Tuhan yang bangkit.
Maria Magdalena dan Maria yang lain memang patut bersukacita. Merekalah saksi pertama kebangkitan Yesus. Mereka adalah orang yang penuh dengan kesetiaan ada di kaki salib Yesus. Mereka ada ditanah milik Yusuf Arimatea, saat Yesus dikuburkan. Dan ketika hari masih gelap, fajar belum menyingising mereka berjumpa dengan Kristus yang bangkit. Mereka orang yang benar-benar mencintai Yesus. Baik pada waktu Yesus hidup maupun ketia Ia mati. Maria Magdalena berhutang budi pada Yesus. Hutang yang tidak mungkin dilunasi dengan apapun, kecuali dengan cinta kasih yang murni dan penyerahan diri yang sejati.
Oleh karena itu bukan sama sekali kebetulan, bahwa orang yang pertama dijumpai Yesus setelah kebangkitan, juga adalah Maria Magdalena. Sebab kita tahu, bahwa Yesus akan datang, dan akan menjumpai orang-orang yang sungguhsungguh mencintai-Nya dengan kasih yang murni. Itulah mengapa beruntungnya orang-orang yang selalu tulus mengasihi Yesus. Selalu mau mencintai-Nya. Selalu mau mengikuti jalan-Nya. Dan selalu mau menghargai pengorbanan-Nya.
Paskah adalah berita kemenangan. Berita penuh harapan. Berita penuh sukacita. Yesus datang kepada murid-muridNya ketika mereka ada dalam ketakutan yang sangat di balik pintu-pintu rumah yang terkunci rapat. Yesus datang menjumpai murid-muridNya memberikan kepastian.
Sobat obor, para wanita, bahkan murid-murid Yesus itu tidak melihat peristiwa paskah seluruhnya. Kebenaran paskah yang utuh masih terselubung dalam rahasia tindakan Allah. Namun dengan cukup melihat “tanda”, mendengar sebuah “berita” dan berpegang pada “janji” mereka dengan berani memberitakan kebangkitan Yesus. Paskalah yang menjadikan mereka beriman teguh. Paskalah yang membuat kita dengan yakin untuk pergi dan mewartakan kebangkitan Yesus tanpa ragu-ragu. Sekalipun kita juga tidak pernah melihat secara langsung bagaimana kebangkitan Kristus itu terjadi. Namun, yang terpenting dari semua itu adalah paskah mengajak kita untuk masuk dalam penghayatan religius semurnimurninya. Seyakin-yakinnya. Untuk memberitkan bahwa Kristus telah bangkit. Amin (MT)