Kisah Para Rasul 5:5-6
(5) Ketika mendengar perkataan itu rebahlah Ananias dan putuslah nyawanya. Maka sangatlah ketakutan semua orang yang mendengar hal itu.
(6) Lalu datanglah beberapa orang muda; mereka mengapani mayat itu, mengusungnya ke luar dan pergi menguburnya.
Putuslah Nyawa Ananias
Keluarga Kristen yang dikasihi dan diberkati Tuhan Yesus.
Kematian Ananias mengingatkan kita bahwa kuasa dosa adalah maut. (Band. Roma 5:21) Mungkin sulit bagi kita untuk menghubungkan langsung antara dosa yang dilakukan dengan konsekuensi fisik seperti kematian. Akan tetapi kisah ini memberikan pemahaman bahwa Tuhan Allah melihat dosa dengan serius. Ananias mati menggambarkan hubungan antara belas kasihan Tuhan Allah dan keadilan-Nya. Meskipun Tuhan Allah adalah kasih, namun belas kasihan-Nya tidak menghapus keadilan-Nya. Tuhan Allah tetap adil dan menghendaki kekudusan. Konsekuensi dosa adalah bagian dari sifat keadilanNya. Kematian Ananias menekankan pentingnya kebenaran dan integritas dalam hidup beriman. Tuhan Allah menginginkan umatNya untuk hidup dengan jujur dan tulus, tidak hanya dalam hubungan dengan-Nya, tetapi juga dalam hubungan dengan sesama.
Keluarga Kristen yang dikasihi dan diberkati Tuhan Yesus.
Peritiwa kematian Ananias mengingatkan kita bahwa kebohongan dapat membawa konsekuensi serius. Hal ini menjadi peringatan bahwa Tuhan Allah tidak memandang ringan tindakan-tindakan yang bertentangan dengan karakter-Nya. Kematian Ananias menggambarkan pertanggungjawaban pribadi di hadapan-Nya. Ananias menghadapi keadilan-Nya. Kita perlu memahami bahwa Tuhan Allah tidak hanya penuh kasih, tetapi juga adil dan murka atas dosa, bahwa keadilan-Nya akan ditegakkan.
Keluarga Kristen yang dikasihi dan diberkati Tuhan Yesus.
Sebagai keluarga Kristen, kita mesti menjadi basis pembentukan integritas dan kebenaran. Orang tua sebagai pemimpin keluarga menjadi contoh kejujuran dan mengajarkan anak-anaknya untuk hidup dalam kebenaran. Keluarga Kristen perlu menyadari dalam dan luasnya konsekuensi kebohongan. Menyembunyikan kebenaran atau berbohong dapat merusak hubungan dalam keluarga. Komunikasi terbuka dan kejujuran harus ditekankan dalam kehidupan sehari-hari. Orang tua memiliki tanggung jawab memberikan pendidikan moral dan etika kepada anak-anak. Kisah Ananias menjadi motivasi untuk mengajarkan nilai-nilai kekudusan, kejujuran dan kebenaran kepada anak-anak sebagai fondasi iman Kristen. Orang tua perlu menjadi teladan yang baik sebagai pengikut Kristus.
Marilah kita sebagai keluarga Kristen hidup dengan memiliki rasa takut akan Tuhan Allah. Bukan takut dalam arti ketakutan yang mencekam, melainkan menghargai, menghormati dan taat kepada-Nya yang mendorong kita untuk hidup sesuai dengan ajaran-Nya. Sebab oleh kasih karunia-Nya dosa kita telah ditebus dan hidup kita dibenarkan. Janganlah lagi menghambakan diri pada dosa, tetapi hiduplah dalam kasih karunia-Nya yang menyelamatkan dan membahagiakan. Tuhan Yesus Kristus menolong dan memberkati kita. Amin.
Doa: Bapa di sorga, bimbinglah kami, agar hidup dalam kebenaran dan berintegritas. Berilah kami keberanian untuk mengakui kesalahan dan melangkah menuju pertobatan yang sejati. Kami tahu bahwa Engkau adalah Tuhan Allah yang penuh kasih dan selalu menjawab doa kami menurut kehendak-Mu, dalam nama Tuhan Yesus Kristus. Amin.