DODOKUGMIM.COM, Tomohon – Suasana di kampus Fakultas Teologi Unuversitas Kristen Indonesia Tomohon (UKIT) Yayasan Ds. A.Z.R Wenas, sejak Senin (15/7/2019) hingga Sabtu (20/7/2019), sangat ramai. Ratusan mahasiswa tampak rapi, menggenakan setelan jas. Sepekan itu memang dilangsungkan ujian akhir. Sebanyak 206 orang mahasiswa diuji oleh 25 dosen penguji, secara bergantian.
Ujian stratum satu ini dibuka secara resmi oleh Rektor UKIT Prof. DR. Mezak A.. Ratag, APU, dan dihadiri Ketua Dewan Pembina Pdt DR. Hein Arina. “Mereka yang mengikuti ujian ini adalah mahasiswa yang memenuhi semua persyaratan. Semua pelaporan sudah disampaikan ke DIKTI,” tutur Dekan Fakultas Teologi UKIT Pdt. Lamberty Mandagi, M.Th, Kamis (25/7/2019).
Lamberty menuturkan, dari 206 mahasiswa yang mengikuti ujian, 7 diantaranya berasan dari program studi Pendidikan Agama Kristen. “Sebanyak 199 orang berasal dari program studi Teologi Kristen Protestan,”tambahnya. Di Bulan Agustus mendatang, lanjut dia, akan ada lagi ujian untuk 20 mahasiswa yang belum ikutserta pada ujian kali ini.
Lamberty berharap, dengan adanya lulusan, semakin memperkuat pelayanan gereja secara institusi, juga menghadirkan teolog yang berkontribusi dalam masyarakat. “Lulusan ini adalah teolog yang nantinya bekerja di lembaga gereja, membantu pelayanan pastoral, tapi juga dapat terlibat dalam berbagai bidang lain,” ucap Lamberty.
Lamberty menitip pesan, agar para lulusan nantinya menjaga citra almamater. “Ini juga berpengaruh bagi akreditasi kampus. Di semua kesempatan, kiranya para lulusan dapat mengabdi dan berprestasi,” tegasnya.
Natalia Tamangunde, mahasiswa yang lulus dalam ujian akhir tersebut, mengaku senang dan bangga dapat menyelesaikan studi. Tugas akhir yang diberi judul “Gaya Milenial Mahasiswa Teologi Zaman Now”, Natalia mengkaji gaya hidup mahasiswa teologi di era sekarang. “Saya mengambil konsentrasi pastoral. Tugas akhir ini memiliki pesan bahwa gaya hidup yang positif dan dapat dijadikan teladan adalah hal penting yang harus ditanamkan selama belajar teologi. Bukan hanya intelektual tapi juga akhlak,” jelas gadis kelahiran Manado, 5 desember 1997 .
Bagi Natalia, ujian yang berlangsung Selasa (16/7/2019), menjadi momen mendebarkan. “Ada gugup tapi kemudian senang sekali. Perjuangan di kampus boleh selesai, sekarang perjuangan di tahap selanjutnya,” ujar dia.(dodokugmim/saratuwomea)