Jemaat Yang dikasihi Tuhan Yesus!
Kisah Nuh dan Bahteranya bukanlah cerita atau kisah baru bagi kita orang-orang percaya di saman kini. Yang pasti untuk kedua kalinya atau ke sekian kalinya kita membaca, atau mendengarnya, apakah ketika masih di Sekolah Minggu ataupun dalam pelayanan gereja di waktu-waktu yang lalu. Bagi saya, saat kita membaca ulang atau mendengar ulang kisah Nuh ini, oleh kasih karunia Tuhan saya dan saudara-saudara dituntun oleh Tuhan untuk semakin mengerti dan memahami kedaulatan Tuhan atas kehidupan manusia. Pada pasal 7 dan 8, bagaimana kedaulatan Tuhan melalui air bah menghatam dan memusnahkan semua yang ada di atas bumi ini kecuali Nuh dan keluarganya. Kedaulatan Tuhan dengan kuasa-Nya yang besar tidak berkompromi dengan dosa dan kejahatan manusia, sebagaimana yang dijelaskan pada pasal 6. Artinya, bagi dosa dan kejahatan kedaulatan kuasa Tuhan datang dalam bentuk penghukuman. Sebagaimana yang dilakukan oleh Tuhan melalui air Bah. Di sisi lain, kuasa Tuhan datang dalam bentuk pemeliharaan dan perlindungan, itulah yang Tuhan lakukan bagi Nuh dan keluarganya. Tuhan menyelamatkan Nuh dan keluarganya dari air bah yang begitu besar dan dahsyat. Dasarnya adalah bahwa Nuh merupakan orang benar dan tidak bercela diantara orang-orang sesamannya dan Nuh itu hidup bergaul dengan Allah (6:9). Artinya Nuh hidup dalam ketaatan dan kesetiaan kepada Tuhan.
Pasal 9:1-17, menjelaskan bagaiamanna Tuhan Allah menyatakan kasih-Nya yang besar atas kehidupan Nuh dan keluarganya. Tuhan dengan kuasa-Nya yang besar memerintahkan Nuh dan anak-anak-Nya untuk menlajutkan kehidupan, “bernak cuculah dan bertambah banyaklah serta penuhilah bumi”. Suatu anugerah yang besar yang menandai babakan baru dari kehidupan di muka bumi ini. Dan keluarga Nuhlah yang oleh ketaatan dan kesetiannya kepada Tuhan Allah, diberi kesempatan untuk menjalaninya.
Angerah Tuhan bagi Nuh, tidak hanya pada perintah melanjutkan keturunan atau kehidupan di atas bumi, melainkan ia juga diperintahkan untuk berkuasa atas segala binatang-binatang, burung dan semua yang bergerak dan ikan-ikan di laut serta tumbuh-tumbuhan. Luar biasa dan besarnya kebaikan Tuhan bagi Nuh. Dan semuanya untuk kelangsungan hidup Nuh. Mereka boleh memakannya, kecuali daging yang masih ada darahnya. Dan selanjutnya ada larangan Tuhan. Larangan itu adalah Tuhan tidak menghendaki terjadinya penunpahan darah atas manusia, dan Tuhan akan menuntut balas atasnya. Hal ini menunjuk pada bagaimana Tuhan Allah menghendaki kelangsungan hidup itu berjalan dalam damai sejahtera.
Tuhan Allah menghendaki kelangsungan hidup manusia dan kehidupan yang dikehendaki-Nya adalah hidup dalam damai sejahtera. Tuhan Allah berjanji kepada Nuh, dan janji itu ialah tidak akan ada lagi air bah. Tanda dari janji Tuhan adalah melalui Busur di awan. Ketika busur di awan itu ada maka itu menjadi pertanda bahwa Tuhan Allah mengingat janji-Nya kepada Nuh, yakni tidak akan ada lagi air bah yang ada adalah bahwa Tuhan Allah menjaga dan melindungi kehidupan Nuh dan kerutunannya bahkan kepada segala mahluk yang ada di muka bumi ini.
Jemaat yang di kasihi Tuhan!
Kehidupan orang-orang percaya dari waktu ke waktu tak pernah sepi dari tantangan, pergumulan, persoalan dan penderitaan. Terkadang ada saja orang percaya harus menyerah karena tidak mampu dan tidak kuat menghadapi semua realita kehidupan ini. Tetapi ada orang percaya yang sungguh yakin bahwa Tuhan tidak pernah meninggalkan dan membiarkan umat-Nya untuk selamanya hidup dalam pergumulan dan penderitaan.
Dari kisah indah Nuh dan keluarganya, saya dan saudara-saudara diberikan pengajaran penting dalam menjalani kehidupan sebagai orang-orang percaya. Bahwa Tuhan sungguh sangat mengasihi orang-orang yang setia dan taat kepada-Nya.
Pergumulan dan penderitaan, sebagaimana juga yang masih sementara kita hadapi seperti pandemi virus korona yang sungguh sangat mengancam kehidupan orang percaya, bukanlah suatu pertanda akhir dari perjalanan kehidupan kita, melainkan kita menempatkannya sebagai ruang dan waktu yang Tuhan ijinkan untuk menyadarkan kita semua bahwa Tuhan itu berkuasa.
Sebagaimana janji Tuhan kepada Nuh, demikian janji-Nya kepada saya dan saudara-saudara. Tidak ada lagi air bah. Artinya tidak akan ada lagi penghukuman. Rancangan Tuhan bagi kita bukan lagi rancangan penghukuman. Rancangan Tuhan adalah rancangan damai sejahtera. Tuhan menghendaki, saya dan saudara-saudara terus melanjutkan kehidupan ini.
Karena itu, Bagi setiap orang yang hidup benar dan tidak bercela dan hidup bergaul erat dengan Tuhan, maka kepadanya janji Tuhan dinyatakan bahwa Tuhan menjaga, memelihara kehidupannya pribadi dan keluarga dan akan menganugerahkan kehidupan yang penuh dengan damai sejahtera sekarang dan selamanya. Amin.